Kamu rumahku

sebuah keputusan untuk menerima semua patah hati, menahan amarah, menurunkan ego, membatasi ekspetasi, serta mempersiapkan diri untuk patah hati. yang entah nantinya itu kan merubah diri kita atau tidak, yang entah akan sesakit apa dan entah akan terjadi apa tidak? keputusan itu bisa dikatakan berani atau ceroboh.. percaya atau ngga aku lagi ada di fase itu bersama syifa, iya dia orangnya. orang yang entah bagaimana caranya berhasil menciptakan adrenalin deras dihatiku, satu adrenalin untuk berani menaruh semua perasaanku kepadanya.. bila diingat pertemuan kita memang tiba-tiba, tanpa penantian ataupun saling incar mengincar. semua terjadi begitu saja dalam satu malam, mudah bagiku untuk sayang sekejap sama syifa.. karna yang aku lihat saat itu hanyalah rumah, rumahku sendiri beserta penghuninya. sesuatu yang justru aku rasakan dari syifa adalah kasih sayangnya, kelucuannya, cara dia mengajarkan banyak hal entah itu baik atau buruk tapi aku selalu percaya bahwa ada yang selalu bisa dimaknai dari suatu peristiwa begitu pula cara asyifa menunjukkan rasa cinta tanpa mengeluarkan satu kata-kata. yaa, itu yang aku lihat dan rasakan dari syifa..sebuah kondisi hati yang belum pernah aku temui sebelumnya, suatu perasaan yang membingungkan dan aneh .. setiap aku menjalin hubungan biasanya aku selalu merasa akan ada seseorang baru yang mungkin akan berdamping dengannya dan menemani hari-hari yang ia jalani bersamaku. tapi tidak dengan syifa.. rasanya dengan semua sikapnya yang kompleks aku seperti sudah mengenalnya dari lama, sosok yang hampir sama dengan aku, dengan rumahku dan juga duniaku. sesuatu yang selalu menguras emosi, rasa amarah, membuat jengkel, sedih, dan juga marah, tapi juga senang, bahagia, selalu merasa aman dan nyaman dengan kehadirannya. merasa bahwa sesuatu ini yang benar-benar sayang padaku. tidak peduli bagaimana kondisiku dan tidak peduli seberapa buruk aku. syifa bisa menerima dan memberi sebanyak itu dalam satu waktu. mungkin itu yang membuatku berani untuk membuat keputusan yang taruhannya adalah sepenuhnya diriku. sosok syifa yang datang ketiba-tibaannya itu memberikan aku suatu hadiah yang tidak pernah aku minta. rasa bahagia, ya betul syifa menyadarkan ku untuk mengajak ku ke suatu kebahagiaan. terima kasih sudah membuat ku merasa hidup, jadi yang terpenting untuk sekarang hatiku untuk syifa.. dan semoga selalu seperti itu. keberanian untuk terus maju ini akan rasanya tidak pernah habis. semua rasa sayang, waktu, dan juga perhatian kini semua tertuju padanya. aku mencintaimu sangat asyifa.