hiraeth
Ciptaan tuhan itu indah ya? Sama indahnya ketika aku melihatmu yang sedang memperhatikan anak laki-laki yang sedang bermain bola di lapangan sekolah.
Mata kecil yang menyipit dengan kening yang sedikit mengerut, fokus. Lucu sekali pikirku.
Jika dikatakan sempurna tentu saja tidak. Dia banyak kurangnya, kurang sekali. Tapi entah mengapa aku lebih memilih menjatuhkan hati padanya. Hahaha.
Orang lain tidak perlu tahu bagaimana kamu berhasil membuatku segila ini. Mereka tidak perlu tahu bagian mana yang berhasil kau temukan lagi. Mereka tidak perlu tahu bagaimana kamu membuatku tersenyum, hilang kewarasan. Mereka cukup tahu bahwa aku bahagia bersamamu.
Aku menyukaimu tanpa bunyi seperti embun di pagi hari.
Ah tidak, tidak.
Aku menyukaimu seperti deruan ombak di pagi hari. Tenang namun menggebu-gebu.
Dua puluh empat per tujuh ini milikmu. Kamu bebas ambil seluruhnya dan gunakan sesukamu tanpa takut kehilangan satu detik pun di dunia. Tidak perlu terburu-buru untuk kembali, karena aku masih berada di tempat pertama.
Mungkin aku bukan tempat ternyamanmu tapi aku akan jadi hangat yang kamu rasakan kala menggenggam secangkir coklat panas di tengah dinginnya malam, angin yang menghelai rambutmu, atau rintik hujan yang mengetuk-ngetuk jendelamu.
Sejujurnya, “kita” tidak pernah terlintas dalam pikiranku. Sampai hari itu tiba, hari dimana pertama kali kamu melangkah maju ke arah ku dan akhirnya membuatku berlari menghampiri tanpa takut terjatuh.
09/05/23