Losing U(s)
Padahal tidak ada yang special darimu. Bahkan, hal yang disebut sebagai “kenangan” pun bukan termasuk kenangan. Aku dan kamu yang dekat hanya dengan kata, kita yang bahkan tidak pernah berbagi waktu bersama. Tapi kenapa kamu begitu menahanku? Apa yang kau punya hingga membuatku terus terjebak dengan pantulan masa lalu? Kita bahkan tidak pernah pergi berkencan sekalipun, kamu yang juga tidak pernah memberiku bunga meski hanya sebuah rumput. Yang kita lakukan selama ini hanya berbagi pesan, kenapa bisa begitu membuatku enggan untuk melepasmu?
Sebenarnya, apa yang membuatku terus terbayang akan dirimu? Dirimu yang bahkan tak seterang itu namun cahayamu mampu menerangi ruang kosongku. Dirimu yang dingin namun terkadang menghangatkan. Dan dirimu yang jelas namun nyatanya kabur. Aku bahkan tidak bisa melakukan apapun selain diam memperhatikan, melihatmu yang perlahan bosan, melihatmu yang perlahan tidak tertarik, dan melihatmu yang berjalan menjauh. Seperti bintang yang selalu menemani bulan, aku akan tetap berada di langit itu.
Seperti sebuah kutipan dari novel It Ends With Us “if in the future, if by some miracle you will ever find yourself in the position to falling in love again, falling in love with me”. Apa kamu bisa melakukan itu? Bisakah kita memulai kembali? Menjadi asing, lalu mengenalkan diri satu sama lain kembali. Dan mungkin kita bisa melakukan segala hal yang belum pernah kita lakukan. Karena sepertinya, alasan mengapa aku belum bisa melupakanmu adalah aku yang tidak pernah melakukan segala hal yang aku bayangkan suatu hari akan ku lakukan denganmu.
Atma kita saling menjauh, meski asmara kita terlihat arunika nyatanya kita hanya akan menjadi enigma.
In my book, your chapter is over. And in a new chapter, you and me together but our roles as strangers.