Cek up

— Happy Reading!

Hari ini ke tujuh kalinya Nadia cek up. Hasil akhir Nadia dinyatakan akan segera sembuh, proses transfusi pun tidak akan dilanjut jikalau cek up kali ini sudah bagus hasilnya terutama Hemoglobin Nadia sudah dibatas nomal.

Hal itu pula lah yang membuat Nadia sangat bersemangat hari ini. Pipinya yang putih kini terlihat kemerah-merahan akibat terkena cahaya matahari.

Nadia sudah berada di parkiran Rumah Sakit, langkah kedua kaki nya mengayun indah memasuki Rumah Sakit.

Ia menghampiri resepsionis untuk menanyakan jadwalnya dengan Dokter Fani. Dokter Fani adalah Dokter yang sedari awal menangani Nadia, beliau juga kenal baik dengan Ray maka dari itu tidak sulit untuk membuat jadwal dengan beliau.

Istilah nya pakai orang dalam.

Yang seharusnya dimana Nadia mengantri bersama pasien pasien lain. Karena itulah kini Nadia sudah berada di ruangan periksa dengan cepat.

Sungguh saat ini jantung Nadia bekerja dua kali lipat, tidak seperti biasanya. Itu dikarenakan ia gugup, takut bahwa ekspetasi yang ia buat akan membuatnya jatuh berkeping-keping.

Perempuan dengan dress berwarna pastel itu menggeleng-gelengkan kepalanya, ia meyakinkan bahwa semua nya akan baik baik saja.

Nadia harus sembuh.

Demi Keluarga.

“Kita akan ambil darah dulu ya,” kata Dokter Fani.

Nadia mengangguk, senyumnya tak jua luntur membuat Dokter Fani ikut tersenyum.

“Wah, kaya nya lagi bahagia banget ya hari ini… ” kata Dokter cantik tersebut.

“Pasti dok. Kan harus nya memang seperti ini. Biar enggak nge-drop… ”

“Bagus bagus, saya ikut bersemangat kalau begitu. Nah udah diambil darahnya sekarang kita USG dulu ya… ”

“Eh?”

Mungkin kisaran 2 jam didalamnya melakukan berbagai tes kesehatan yang sebenarnya sebagian besar Nadia tidak paham, beruntung nya Dokter Fani menjelaskan dengan sabar.

Nadia menunggu disalah satu ruangan, ada beberapa pasien dan keluarga nya. Sama seperti Nadia mereka juga sedang menunggu hasil cek up.

Melihat sekeliling, sejenak Nadia termenung. Pikiran nya berkelana entah kemana sampai seseorang menepuk bahu nya.

Tidak keras, akan tetapi tepukan itu mampu membuat Nadia terkejut.

Nadia menoleh ternyata salah satu perawat yang menepuk pundaknya tadi.

“Maaf Bu, mengaget kan… ” Nadia menghela nafas kecil. “Gapapa Sus ada— ”

“Hidung Ibu keluar darah, pakai ini Bu… “ Kata Perawat tersebut.

Beliau bahkan membantu Nadia membersihkan sisa sisa darah sampai ke dagu nya.

Kejadian ini Nadia benar-benar tidak menyadari, mungkin ia terlampau asyik dengan dunia yang ada di pikirannya. Padahal sebenarnya ia tidak sedang memikirkan apapun. Pikiran nya kosong.

“Terimakasih Sus,” benar Nadia sangat berterimakasih.

Perawat tersebut tersenyum hangat. “Sama sama Bu, oh iya hasil cek up nya sudah keluar. Mari, dokter Fani akan menjelaskan hasilnya.”

Nadia mengantuk, lantas ia mengikuti langkah Perawat tersebut.

Sebelum masuk kedalam ruangan tiba-tiba perasaan terasa tidak mengenakan.

Ah mungkin memang hanya perasaannya saja.

—milk and you