21.

Semenjak pendarahan terakhir yang dialami sama Jasmine, kontrol bulanan kehamilannya selalu menjadi hal yang menegangkan buatnya. Karena dia takut ada sesuatu yang menimpa bayinya.

“Aku takut deh, Yang, dia gak gerak sama sekali dari malem.” Ujar Jasmine sambil mengusap perutnya.

“Tadi aku baca di internet itu dia kemungkinan lagi tidur, Yang. Kamu juga bilang kayak gitu kan tadi. Gak usah takut ya nanti nanya ke Dokter Joshua.”

Yunho menepuk-nepuk pelan punggung tangan Jasmine. Mencoba menenangkan Jasmine yang selalu gelisah tiap kontrol bulanan. Dia paham kalo Jasmine ini takut ada apa-apa. Yunho selalu berusaha menenangkan Jasmine dan mensugestinya kalo semuanya akan baik-baik aja.

Sampai di rumah sakit, Yunho yang mengurus semua administrasinya dan menyuruh Jasmine untuk duduk sampai dirinya dipanggil untuk konsultasi.

“Halo Ibu Jasmine, Pak Yunho. Gimana kabarnya?” Sapa Dokter Joshua begitu Jasmine dan Yunho duduk dihadapannya. “Kita ketemu terakhir ketemu dua minggu yang lalu ya?”

“Iya, Dok.”

“Gimana pergerakan bayinya? Baik?”

“Saya gak ngerasain dia gerak nih dari semalem, Dok. Sempet baca di internet kalo bayinya lagi bobo gitu. Itu gapapa, Dok?”

“Hmm kita coba periksa pergerakan bayinya dulu ya, Bu.”

Dokter Joshua pun mengarahkan Jasmine untuk berbaring diatas ranjang yang ada di ruangan.

Yunho menbantu Jasmine untuk berbaring lalu Dokter Joshua segera melakukan USG. Selama USG, Yunho menggenggam erat tangan Jasmine sembari menatap layar USG.

Jasmine merasa USG kali ini lebih lama dari pemeriksaan sebelumnya karena Dokter Joshua berulang kali menggerakkan tongkat USG diatas perutnya. Hampir 10 menit lamanya, akhirnya Dokter Joshua menghentikan kegiatannya. Dokter Joshua menyingkirkan alat USG dari perut Jasmine dan membersihkan gel yang ada disana. Lalu setelahnya, Dokter Joshua meminta Jasmine dan Yunho kembali duduk seperti awal datang.

“Ibu, Pak, maaf, sepertinya jantung bayi tidak berdegup.”

Seketika jantung Jasmine berdegup dengan cepat. Yunho meremas tangan Jasmine.

“Saya sudah cek berkali-kali dan saya gak menemukan degup jantung bayi.”

“Maksudnya bayi saya meninggal, Dok?” tanya Jasmine lirih.

“Iya, Bu. Sepertinya jantungnya terhenti di dalam rahim. Belum tau penyebabnya apa tapi kita baru tau begitu bayinya dikeluarkan.”

Sedetik kemudian, bahu Jasmine bergetar lalu airmatanya mengalir deras. Yunho segera memeluk Jasmine.

“Anak aku meninggal, Yu?”

“Sayang…”

“Anak aku, Yunho…”

Jasmine menangis dengan kencang.
Berulang kali dirinya mengusap perutnya berharap anaknya kembali bergerak seperti sebelumnya. Sayangnya, detak jantung bayinya benar-bener sudah berhenti.