44.

Jasmine dan Yunho memasukki halaman rumah San yang sudah ramai dengan tamu-tamu mereka dan halaman rumah yang disulap menjadi taman bermain. Mereka juga sempat bertemu dengan Winter dan Wooyoung saat hendak menghampiri San.

Jasmine dan Yunho menghampiri San yang sedang menjaga Junseok memanjat perosotan.

“Halo, Junseok.” Sapa Jasmine. Junseok tersenyum saat melihat Jasmine. “Selamat ulang tahun ya, ganteng!”

Yunho menyerahkan kado yang dibawanya. “Ini dari Om Yuyu sama Tante Mine ya. Mama sama Papa udah kasih adik lagi belum?”

San berdecak. “Lo tuh ya. Kesannya gue sama Karina hobi bikin anak tiap tahun aja.”

Yunho dan Jasmine tertawa. Nggak lama mereka mendengar suara yang memanggil Yunho.

“Om Yuyu!!!”

Rupanya itu Alden yang melihat Yunho langsung berlari dan meninggalkan ayahnya yang sedari tadi menemaninya.

Yunho langsung berjongkok, menyamakan tingginya dengan Alden dan mengusap lembut kepala Alden. “Halo, ganteng.”

“Padahal ada bapaknya tetep aja kalo ketemu Yunho lebih excited daripada ketemu bapaknya.” Ujar San.

Nggak lama, Mingi menyusul. “Kak, kamu jangan langsung lari gitu dong. Nanti kalo jatuh gimana?”

“Aku mau ketemu Om Yuyu, Ayah!”

“Sama Tante Mine mau ketemu juga gak?” Tanya Jasmine.

“Mau. Tapi kata Om Yuyu, Tante lagi sakit jadinya aku belum bisa ketemu dulu.”

Jasmine tersenyum. “Tante udah sembuh kok. Nanti kita jalan-jalan lagi ya sama Alec juga.”

Alden mengangguk dengan antusias. Keempat orang dewasa itu tersenyum gemas melihat Alden.

Nggak lama Karina datang menghampiri. “Hai Kak Jasmine! Yaampun udah lama gak ketemu.”

“Iya nih. Kita terakhir ketemu tahun lalu gak sih?”

Karina mengangguk. “Itu juga ketemunya di pengadilan pas aku masih kerja. Kak, kita ngobrol di dalem yuk!”

Jasmine pun mengikuti Karina ke dalam rumah. Meninggalkan Yunho yang sekarang main sama Alden.

Yunho tampak senang melihat Jasmine yang kembali bersosialisasi seperti sebelumnya. Ia bahkan bisa melihat Jasmine yang tersenyum melihat banyak anak-anak yang berlarian kesana kemari.

Jasmine yang mengobrol dengan Karina, sesekali melihat ke Yunho yanh kini sudah berada di ruang tengah bermain puzzle dengan Sua—anak pertama San.

“Kak,” Panggil Karina membuat Jasmine menghentikan kegiatannya mengamati Yunho. “Sebelumnya aku di ceritain sama Kak San soal Kakak sama Kak Yunho. Terus aku jadi inget sama temenku, Kak. Maaf ya aku sempet cerita sedikit ke dia soal Kakak. Aku mau ngenalin dia ke Kakak.”

“Siapa emangnya, Rin?”

Karina menunjuk perempuan yang duduk di teras bersama anak seumuran Alden. Winter duduk disebelahnya terlihat asyik mengobrol.

“Namanya Yeji, Kak.” Ujar Karina. “Temen kantor aku. Dia juga pernah ngalamin kayak Kakak. Dua kali.”

Jasmine kaget. “Dua kali…?”

Karina menganguk. “Kalau-kalau Kakak butuh temen sharing, yang lebih bisa ngertiin perasaan Kakak. Dia baik, kok. Enak juga buat diajak ngobrol soalnya cepet akrab sama orang.”

Jasmine menatap perempuan yang dimaksud Karina. Mungkin karena diperhatikan, perempuan itu menoleh. Jasmine melemparkan senyum canggung yang dibalasnya dengan senyuman tipis.

Saat Winter beranjak dari sisi perempuan itu, Jasmine beranjak menghampiri Yeji. Berbasa-basi lalu duduk disebelahnya.

“Jasmine.” Ujar Jasmine sambil mengulurkan tangannya.

“Yeji.”

Jasmine melirik anak laki-laki tadi, yang sekarang bersama laki-laki yang sedang mengobrol dengan Wooyoung.

“Dia Zac,” gumam Yeji. “Dikasih sama Tuhan waktu udah mau nyerah jadi ibu.”

Pandangan Jasmine mengikuti pergerakan Zac. “Sakit, ya?”

“Banget.”

“Gimana kamu ngelewatin rasa takut itu dua kali?”

“Suamiku.” Jawab Yeji. “Dia yang percaya kalo Tuhan itu Maha Baik. Kita akan dikasih di waktu yang tepat. Gak perlu nyalahin siapa-siapa atau apapun. Katanya, semua udah diatur. Dia keras kepala banget. Dan tekad kerasnya yang bantu aku bertahan.”

Jasmine jadi menoleh ke arah Yunho yang sedang membantu Sua menyusun puzzle.

“Punya pasangan kuat yang bisa jadi tumpuan kita pas lagi di titik terendah itu anugerah hidup. Gak semua pasangan bisa begitu.”

Jasmine mengangguk setuju.

Yeji mengusap lembut bahu Jasmine. “Gapapa kalo kami sedih. Malah aneh kalo kamu gak sedih. Cukup inget aja kalo kamu gak sedih sendirian.”

Jasmine mengucapkan terimakasih saat Yeji beranjak menghampiri keluarga kecilnya. Jasmine ikut masuk ke dalam rumah.

Tepat saat itu, ia melihat Yunho yang berhigh five dan tertawa bersama dengan Sua saat mereka berhasil menyelesaikan puzzle. Jasmine merasa senang dan terharu saat melihatnya.

San berdiri di samping Jasmine, ikut mengamati Yunho dan Sua. “Gue selalu tau kalo Yunho bisa jadi ayah yang hebat.”

Jasmine mengangguk. “Yes, he is.