boyfriends – last chapter

Semuanya berkumpul di rumah Mingi pukul 8 malam. Ini semua ulah Jungeun yang menyuruh mereka berangkat lebih awal mengingat beberapa oknum (sebut saja Wooyoung dan Yeosang dan juga Yeri) itu tukang ngaret jadinya Jungeun udah ngomel-ngomel di group chat buat berangkat lebih cepat.

Yunho sama Audri sendiri baru sampe di rumah Mingi 30 menit kemudian karena emang sebelumnya janjian jam 9. Dan begitu mereka sampe, Wooyoung langsung ngomel-ngomel.

“Anjir ini si Yunho sama Audri boleh ngaret! Kenapa gue doang yang di ubrak-ubrak buat cepet-cepet otw!!!” Misuh Wooyoung.

“Makanya jangan ngaret!” Sahut Jungeun. “Lagian sadar diri lu, mereka kan yang punya mobil masa mereka yang nungguin!”

Wooyoung mendengus. Abis itu mereka pamitan sama orang rumah Mingi dan segera berangkat menuju tujuan.

Jujur mereka berdelapan mirip rombongan lenong karena berisik banget sampe-sampe pengunjung lain kerap melirik ke arah mereka. Tapi mereka gak peduli karena yang mereka pedulikan cuma menghabiskan waktu bersama sebelum akhirnya sibuk dengan kehidupan masing-masing.

Rupanya destinasi mereka gak cuma ke Senayan untuk makan sate taichan. Audri tiba-tiba ngusulin buat ke Kemayoran buat nyari ketan susu. Dan berangkat ke bandara begitu waktu menunjukkan pukul 11.

Keluarga Mingi juga ngabarin kalo mereka udah sampe bandara saat mereka juga sampe di bandara. Mereka berdelapan ketemuan dia gate boarding Mingi. Karena mendekati boarding time, mereka semua pun berpamitan dengan Mingi. Audri jadi orang terakhir berpamitan sama Mingi.

Semuanya tau kalo Mingi dan Audri butuh ngomong berdua makanya yang lain seperti mempersilahkan mereka untuk ngomong berdua. Biarpun mereka udah putus lama tapi ada yang belum terselesaikan diantara mereka.

“Jaga diri baik-baik disana ya, Gi.”

I will.”

“Mau peluk boleh...?”

Mingi tersenyum dan merentangkan tangannya. Audri langsung mendekatkan dirinya dan memeluk Mingi.

“Mingi makasih ya udah jadi bagian hidup aku. Maaf juga kalo aku pernah memperlakukan kamu kurang baik.”

“Gak kok. Kamu selalu jadi hal terbaik yang pernah ada di hidup aku. Aku yang makasih karena kamu mau jadi pacarku.”

Audri melepaskan pelukannya. Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikan ke Mingi. “Graduation gift. Kita udah janjikan buat ngasih hadiah pas lulus.”

Mingi menerima kado dari Audri. “Makasih banyak ya.”

Gak lama, ada panggilan untuk pesawat Mingi. Mingu hendak bergegas untuk check in tapi tangannya di genggam oleh Audri.

Audri sendiri entah kenapa seperti gak rela buat melepaskan Mingi pergi. Lubuk hatinya berkata kalo dia ingin Mingi berada disekitarnya biarpun dirinya gak bisa bersama Mingi. Mau gimanapun, Audri masih menyayangi Mingi sebesar dirinya menyayangi Yunho. Walaupun dirinya memilih bersama Yunho.

“Di, Mingi nya mau berangkat itu.” Ujar Yunho. Dia mendekati Audri dan mencoba untuk menarik Audri supaya Mingi bisa pergi. “Kamu udah janji buat ngebiarin Mingi berangkat lho. Kalo tau begini mending gak usah ikut nganter.”

Audri bukannya melepaskan genggamannya malah memelas dan hendak menangis. Hal itu membuat Mingi tertawa. “Yaudah sini-sini peluk dulu deh terakhir.”

Mingi menarik Audri ke pelukannya. Sayangnya hal tersebut membuat tangis Audri malah pecah. Jungeun dan Yeri cuma bisa geleng-geleng kepala ngeliat kelakuan temannya itu. Tapi mereka cukup maklum sih karena Audri emang susah melepaskan seseorang kalo dirinya udah terbiasa ada orang tersebut di hidupnya. Apalagi Mingi cukup banyak andil dalam hidup Audri beberapa tahun belakangan ini. Bahkan biarpun mereka sudah putus aja masih suka ketemu karena mereka satu prodi dan juga satu dosen bimbingan.

“Mingi, be happy ya. Maaf ya aku gak sempat ngebahagiain kamu kayak kamu bahagiain aku. Tapi aku selalu berdoa semoga kamu bahagia.” Ujar Audri saat Mingi melepaskan pelukannya.

Hey, it's okay. Kamu masih doain aku supaya bahagia aja udah lebih dari cukup. Kamu juga jangan lupa bahagia ya sama Yunho. Kalo dia nakal-nakal bilang aja ke aku, biar aku curi kamu dari dia.”

Audri ketawa. Panggilan terakhir pesawat Mingi membuat Mingi mau gak mau bersiap-siap untuk check in. “Farewell?”

Farewell.”

Mingi tersenyum. Dia mengusap kepala Audri sebelum melangkahkan kakinya pergi. Langkahnya terasa ringan because he did properly farewell with Audri.

Seperti cerita pada umumnya, cerita Audri-Yunho-Mingi pun sampe chapter terakhir. Mungkin ending Mingi gak bersama Audri tapi setidaknya dia memiliki happy ending versinya. Begitupun Audri dan Yunho, mereka berdua juga memiliki happy ending untuk ending mereka.