camping

Rombongan berangkat pagi-pagi sekali karena mereka udah sepakat buat camping ke Ranca Upas. Niat awalnya cuma mau camping ke Bogor tetapi keponakannya minta ganti destinasi ke Ranca Upas, Om Yeonseok tetap mengiyakan permintaan mereka karena dia sama Tante Hyunbin udah lama gak camping sama keponakannya.

Om Yeonseok dan Tante Hyunbin itu emang rajin ngajakin camping karena mereka belum punya anak dan suka sama anak-anak. Jadilah mereka memperlakukan anak-anak sahabat mereka seperti anak mereka sendiri.

Seperti yang di diskusiin sebelumnya, mereka berangkat dengan 2 mobil. Mobil Yunho dan mobil Om Yeonseok. Karena mobil jeep Yunho cuma bisa buat 5 orang termasuk supir, jadinya mobil ini diisi sama tas-tas mereka.

Untuk pembagian mobilnya, Winter udah pasti sama Yunho. Karena semua cowok-cowok termasuk Om Yeonseok bisa bawa mobil semua, jadilah mereka membagi dua jumlah cowok-cowok.

Sunwoo kebagian di mobil Yunho. Soori udah merutukki dalam hati karena dia udah pasti nemenin Sunwoo. Karena gak mau sengsara sendirian, jadilah Soori menarik Hongjoong buat ikut mobil Yunho dan pisah sama Soyeon.

“Emang gak mau sengsara sendirian ya lo.” Bisik Hongjoong saat mereka mulai jalan.

“Kalo kata Katniss Everdeen nih ya, Bang, if we burn, you burn with us.”

Hongjoong meraup muka Soori. “Ngeles aja lu kerjaannya.”

Soori mendengus kesal tapi langsung adem saat Sunwoo mengusel padanya karena dia masih ngantuk dan juga mengusap kepala Sunwoo. Sepanjang jalan, gak ada percakapan karena semuanya tidur kecuali Hongjoong dan Yunho.

Setelah berkendara hampir 3 jam, mereka akhirnya berhenti di rest area KM 72. Ini disuruh sama Om Yeonseok dan buat gantian nyupir. Dan karena mobil Yunho yang sampe rest area duluan, jadinya Soori di minta sama Tante Hyunbin buat beliin kopi (yang tentu saja udah di transfer sama Tante Hyunbin). Dan grupchat mereka langsung rame sama pesenan mereka.

Total ada 11 pesanan termasuk punya Om Yeonseok dan Tante Hyunbin. Soori tentu saja membutuhkan bantuan dan pas melihat siapa yang membantunya, Soori langsung menekuk wajahnya.

“Kenapa harus lo yang bantuin gue?”

“Karena ini banyak dan lo kecil.”

Alis Soori mengkerut. “Gue? Kecil?! Gue 157 asal lo tau dan gue gak kecil!”

“Ya kalo dibandingin sama gue sih lo tetep kecil.”

Soori mendengus dan melangkahkan kakinya duluan ke Starbucks. Yunho mengulum senyumnya melihat Soori yang berjalan menjauhinya. Dirinya emang udah bertekad buat mendekari Soori sebisa mungkin selama camping ini. Dan ini semua atas saran dari geng cowok grup cousin(s).

Semalam Yunho 'di sidang' sama Seungyoun dan Wonwoo. Lebih tepatnya sih Seungyoun nanya karena dia penasaran kenapa Sunwoo bisa salty ke Yunho selain ke Ryujin. Yunho ceritalah semuanya termasuk dia yang di pukulin Sunwoo di tengah lapangan sekolah. Seungyoun sama Wonwoo cuma geleng-geleng kepala aja sama kelakuan remaja-remaja ini. Dan semalem berakhir dengan saran dari Seungyoun dan Hongjoong serta Sunwoo yang terpaksa memaafkan Yunho karena abang-abangnya (walaupun suka keceplosan buat salty ke Yunho).

Soori sama Yunho duduk di salah satu kursi, menunggui pesanan mereka. Soori asik memakan cookies yang tadi ia beli saat memesan. Yunho menyibukkan diri dengan scrolling Instagram di hapenya. Gak lama, pesanan mereka jadi. Yunho langsung mengambil pesanan mereka dan gak membiarkan Soori membawanya.

“Woy, kenapa jadi lo semua yang bawa?!”

“Biar sekalian. Udah ditungguin kita tuh.”

Soori mendengus saat Yunho berjalan. Dia mau gak mau mengikuti Yunho. Melihat kelakukan Yunho, dia langsung keinget di Twitter kemarin. Dirinya masih ragu apa bener Yunho menyukainya tapi apa yang Yunho lakukan seakan-akan membuktikan tweetnya kemarin.

Mobil Om Yeonseok udah terparkir tepat di sebelah mobil Yunho. Ryujin jadi orang pertama yang menghampiri Yunho dan mengambil minuman miliknya. Sunwoo auto mencibir melihat Ryujin yang berlari dan memanggil nama Soori. Beres membagikan minuman, mereka melanjutkan perjalanan.

Kali ini yang menyetir Hongjoong. Sunwoo yang menemaninya menyetir. Tadinya dia gak mau tapi Hongjoong memintanya menemani dan Soori melototin dia dan akhirnya dia mau.

Soori duduk di tengah, diantara Jeong bersaudara. Dia banyak ngobrol dengan Winter sedangkan Yunho tidur. Lagi asik membahas soal skincare sama Winter, Soori mendadak berhenti berbicara saat pundaknya terasa berat. Soori menoleh dan mendapati kepala Yunho yang jatuh ke atas pundaknya. Dia gak tega ngebangunin Yunho saat melihat raut capek di wajah Yunho. Jadinya dia membenarkan posisi kepala Yunho dan kembali ngobrol sama Winter.


Begitu sampai, mereka semua langsung membangun tenda dengan komando Om Yeonseok. Begitu tenda berdiri, mereka langsung memasukkan semua barang dan tas yang mereka bawa ke tenda masing-masing.

Karena tenda yang dibawa Om Yeonseok mau untu 2-3 orang, jadinya mereka tidur berdua sampai bertiga. Soori tidur bersama Ryujin. Hal ini bikin Sunwoo minta ikut tenda Soori dan tentu saja gak dibolehin sama Ryujin. Setelah debat panjang lebar sama Ryujin, akhirnya Sunwoo bisa ikut tendanya. Jadinya tenda Soori-Ryujin jadi full karena ada Sunwoo.

Om Yeonseok pergi bersama Seungyoun dan Wonwoo untuk membeli kayu bakar dan menyewa hammock (yang ini Ryujin yang minta karena dia ngeliat ada hammock yang bergantungan)

Tante Hyunbin mulai menyiapkan makan siang buat mereka. Soori membantu Tante Hyunbin dengan Soyeon.

Om Yeonseok, Seungyoun dan Wonwoo datang bertepatan makan siang siap. Ryujin langsung meminta Om nya untuk memasang hammock begitu melihat Om Yeonseok. Katanya dia mau makan siang sambil duduk diatas hammock. Om nya gak punya pilihan selain menuruti permintaan Ryujin.

Makan siang berjalan dengan tenang dan di isi dengan beberapa perdebatan Sunwoo dan Ryujin. Sehabis makan siang, Ryujin pergi bersama Seungyoun, Sunwoo, Wonwoo, dan Winter untuk melihat rusa.

Menjelang sore, Hongjoong sama Yunho mulai menata kayu bakar yang dibeli Om Yeonseok tadi. Tante Hyunbin dan Om Yeonseok pergi membeli jagung dan lainnya untuk bakar-bakar nanti malam.

Soori sendiri udah masuk ke dalam tenda, mencari jaket karena udara mulai mendingin. Dia panik saat tidak menemukan jaket lebih yang sengaja dia bawa. Soori mencari jaket lain di tas Sunwoo dan gak menemukan jaketnya. Dia mengambil sweatshirt milik Sunwoo dan mengenakannya. Segera Soori keluar tenda dan mencRi Hongjoong.

“Bang, lo bawa jaket lebih gak? Punya gue gak ke bawa.” Ujar Soori begitu dekat dengan Hongjoong.

“Adanya sweatshirt. Lo kedinginan ya?”

Soori mengangguk. “Ini udah gue double sweatshirt punya Sunwoo. Muat gak ya kalo tambah lagi punya lo?”

“Pake sweatshirt gue dulu baru punya Sunwoo. Ini baru jam 4 nanti malem pasti lebih dingin. Nanti gue tanyain ke Soyeon bawa jaket atau sweatshirt lagi apa gak.”

Hongjoong berdiri menuju tendanya. Yunho yang dari tadi mendengarkan percakapan Soori dan Hongjoong pun mendekati Soori begitu Hongjoong pergi.

“Gue ada jaket lagi. In case kalo Kak Soyeon gak ada.” Ujar Yunho.

Thanks.”

Soori pun meninggalkan Yunho dan duduk diatas hammock. Hongjoong datang kembali dengan sweatshirtnya. Soori pun mengenakannya karena hawa dingin mulai menusuk kulitnya. Dia selalu gak kuat sama hawa dingin tapi gak pernah menolak ajakan Om Yeonseok untuk camping. Jadinya dia punya solusi sendiri. Selalu membawa banyak pakaian hangat untuk dirinya sendiri. Tapi kali ini dia lupa memasukkan jaket yang biasa dia pakai ke dalam tasnya.

Setelah memakai sweatshirt milik Hongjoong, Soori merasa lebih hangat.

Tante Hyunbin dan Om Yeonseok datang bersama rombongan yang liat rusa tadi. Sunwoo yang sadar raut wajah kakaknya lebih pucat, langsung menghampirinya.

“Kak, lo kedinginan ya? Sini pake jaket gue.”

Sunwoo melepas jaketnya dan menarik Soori mendekat supaya dirinya bisa memberikan jaket ke Soori.

“Gue udah gak kedinginan.”

“Tapi pucet gitu.”

“Kakak kedinginan? Ini nyalain aja dulu kayu bakarnya.” Ujar Tante Hyunbin sambil mendekati Soori dan Sunwoo. “Duh sampe pucet begini. Tau gitu gak usah kesini tadi.”

“Eh gapapa, Te. Nanti aku banyakin gerak aja biar gak dingin.”

“Kalo makin dingin ngomong ya. Lo jangan kebiasaan diem aja nanti balik-balik hipotermia kayak waktu itu.” Sahut Seungyoun.

“Kak, aku ada jaket lagi nih buat kamu aja. Aku kuat dingin.” Sahut Ryujin.

Sebelum yang lain ikutan nyautin lagi, Soori buru-buru ngomong, “Guys, i’m fine. Kalo mulai dingin pasti ngomong kok. Tenang aja oke. Te, Om, beneran gapapa. Udah ayo lanjut kita mau ngapain sekarang?”

Mereka langsung kembali melanjutkan aktivitas. Soori banyak bergerak supaya gak makin dingin. Dan hal itu berhasil. Dia baru merasakan hawa dingin lagi pas mereka udah selesai bakar-bakar dan makan malam.

Soori segera mengusel ke Sunwoo karena dia tau adiknya itu juga kedinginan karena jaketnya dipake sama dia. Sunwoo sih senang aja kalo Soori begini karena biasanya dia yang suka ngusel-ngusel ke Soori.

Karena baru jam 8, Seungyoun mengambil gitar dan mulai memainkannya. Winter sama Ryujin dengan senang hati menyumbang suara untuk menyanyi. Mereka nyanyi bareng sampe akhirnya mereka capek.

Jam 10 udah lewat tapi mereka masih belum ngantuk sedangkan Tante Hyunbin dan Om Yeonseok udah masuk tenda mereka karena ngantuk. Sekarang gantian Wonwoo yang ngajakin buat cerita-cerita.

“Kalo aku sih, masih gak lupa tuh sama hari terakhir UKK kemarin. Asli deh cuma Kak Soori doang yang bisa ngerayu Pak Suho dan bikin kita satu ruang bisa ujian tapi sambil sarapan lontong sayur! Terus mana boleh nyontek juga lagi padahal itu mata pelajarannya Pak Suho.” Cerita Winter.

“Oh jadi ini yang bikin dia rame-rame di panggil Tuan Puteri…” Sahut Hongjoong yang akhirnya tau alasan kenapa rame banget pada manggil Soori tuan puteri.

“Betul. Tadinya kita cuma makasih-makasih aja eh Kak Soori yang ngomong ke Kak Wooyoung gini, ”Nah gini kan enak, gue sebagai tuan puteri ada harga dirinya!” terus sama Kak Wooyoung malah disautin dan ngomong ke seruangan buat bilang buka Twitter. Yaudah deh akhirnya title Tuan Puteri jadi punya Kak Soori. Belom lagi kemarin tuh bisa banget nyuruh Abangku cuci piring.”

Yang lain sontak ketawa inget itu karena semuanya pada rame ngevideoin dan masukkin ke Insta Story liat Yunho cuci piring.

“Kan gue bilang. Yang nyuruh Tuan Puteri. Mana berani nolak.” Sahut Yunho.

Sunwoo mau nyaut tapi disamber sama Ryujin duluan. “Awas bentar lagi ada yang salty.”

Sunwoo mendengus kesal dan hal itu membuat yang lain ketawa.

Malam mulai gelap dan mereka satu persatu masuk ke tenda mereka. Soori karena daritadi di sodorin teh anget terus akhirnya kebelet pipis juga setelah minum teh anget segitu banyak. Ryujin dengan senang hari menemani Soori ke toilet.

Kembali dari toilet, Soori sama Ryujin ngeliat Yunho duduk didepan api unggun yang hampir mati.

“Ri…”

Ryujin pamit masuk ke tenda duluan pas Yunho memanggil Soori. Begitu Ryujin masuk, Yunho langsung bangun dan mendekati Soori.

Dia merogoh kantong jaketnya untuk mengeluarkan beanie dan sarung tangan. Yunho langsung memasangkan kedua itu ke Soori. Soori menatap Yunho dengan tanda tanya.

“Biar lo gak kedinginan. Bentar lagi pasti suhunya turun terus. Tadi gue udah nyuruh Sunwoo buat ngedoublein sleeping bag lo.”

Thanks, Yu, udah repot-repot peduli.”

“Yang di Twitter kemarin, gue serius.”

Soori mengerutkan dahinya. “Maksudnya?”

“Gue suka sama lo. Mungkin terdengar aneh buat lo kalo inget gue kemaren jadiin lo taruhan dan sekarang gue malah confess kalo gue suk sama lo. Tapi gue beneran serius.”

Soori jadi bingung. Di satu sisi, dia seneng karena Yunho suka juga sama dia. Di sisi lain, dia kesel juga karena inget soal taruhan kemarin.

“Lo gak harus buru-buru jawab sih. Take your time as much as you need. Gue gak bakalan ganggu tapi boleh gak unblock nomor gue? Gue kangen chatan sama lo.”

Entah kenapa mendengar ucapan Yunho, Soori merasa senang sekaligus kesel.