heather

this is oneshoot-spinoff from this au

Jiwoo tau segala resiko saat dirinya menjadi human diary seorang Jung Wooyoung termasuk resiko dirinya yang jatuh dan patah dalam waktu bersamaan.

“Orang-orang pada ngira lo suka sama gue, jir. Padahal mah apaan. Lo head over heels mampus sama Soori.” Ujar Jiwoo suatu sore yang sedang menyiram taman dan Wooyoung mengunjungi rumahnya.

Fyi, rumah Wooyoung itu di sebrang rumah Jiwoo yang artinya mereka tetanggaan.

“Gapapa baguslah. Biar gak ada yang tau kalo gue suka sama Soori.”

“Tapi, Yo, gue denger rumor kalo Soori tuh suka Yunho anak 10-3.”

“Jeong Yunho maksud lo?”

Jiwoo mengangguk. “Terus gue suka ngeliat dia nyelinap keluar kelas tiap kelas 10-3 lagi olahraga. Fix suka gak sih?”

“Alah paling cuma spekulasi lo doang kali.”

“Yaudah kalo gak percaya mah. Gue udah ngasih tau ya. Lagi gimana sih lu kan temennya dari SMP masa gak tau dah.”

Wooyoung menghela nafas. “Gue deket sama dia cuma sampe kelas 8 soalnya Soori tuh di monopoli sama Mingi sampe waktu itu gue diancem Mingi buat gak boleh deket-deket sama Soori dan yaudah end up gue jadi jauhan sama Soori.”

Jiwoo menatap prihatin Wooyoung. Buat sebagian orang cinta pertama emang gak berjalan dengan mulus. Begitu juga dengan Wooyoung yang cinta pertamanya harus penuh lika-liku perjuangan. Sedangkan Jiwoo, dia harus rela jadi tempat curhatnya Wooyoung supaya tetap dengan Wooyoung yang notabene cinta pertamanya.

Hari ke hari, Jiwoo masih harus mendengarkan curhatan Wooyoung soal Soori. Saat mereka naik ke kelas 11 dan Wooyoung jadi sekelas dengan Soori, cerita soal Soori makin menjadi-jadi. Apalagi Wooyoung yang duduk sebangku sama Soori dan masuk ke circle pertemanan Soori. Wooyoung saat itu overwhelming karena akhirnya bisa deket lagi sama Soori setelah sekian lama dan melupakan kalo Jiwoo juga punya perasaan.

Jiwoo akhirnya sadar. Seberapa keras usahanya untuk bertahan mendengarkan curhatan-curhatan Wooyoung, dirinya tetap gak bisa menggantikan Soori—cinta pertama Wooyoung. Jiwoo pun lelah dan akhirnya menarik diri dari Wooyoung, mencoba menjauhi Wooyoung karena dia sadar kalo dia gak bisa menggantikan posisi Soori di hati Wooyoung. Orang-orang mengira Wooyoung di tolak sama Jiwoo karena Jiwoo tiba-tiba menjauhi Wooyoung padahal Jiwoo yang lelah berjuang untuk cinta pertamanya.

Sampai suatu hari, Wooyoung menghampiri Jiwoo suatu sore. Jiwoo bertanya-tanya kenapa Wooyoung tiba-tiba mampir ke rumahnya lagi setelah sekian lama setelah dirinya menjauhi Wooyoung.

“Gue udah confess sama Soori.” Ujar Wooyoung menjawab semua pertanyaan Jiwoo. “Tapi gue ditolak. Gue lagi-lagi kalah, Chuu.”

Chuu.

Panggilan khusus dari Wooyoung untuk Jiwoo. Panggilan yang membuat selalu melting tiap kali Wooyoung memanggilnya dengan panggilan itu. Tapi kali ini hatinya terasa sakit saat Wooyoung memanggilnya dengan panggilan itu.

“Terus gue harus apa, Yo? Maybe you're not belong to her.”

“Kok lo ngomong gitu sih?”

“Ya terus lo berharap gue ngomong apa pas cowok yang gue suka cerita dia ditolak sama crushnya?”

Wooyoung kaget mendengar perkataan Jiwoo. Jiwoo juga kaget sama apa yang dia omongi tapi dia terlambat buat menarik perkataannya karena Wooyoung akhirnya tau soal perasaannya.

“Lo... suka sama gue? Dari kapan?”

“Emangnya lo peduli apa sama perasaan gue kalo selalu Soori yang jadi topik pembahasan tiap lo ketemu sama gue.”

Jiwoo menghela nafas. Kita memang gak bisa jadi main character di cerita orang lain. Begitu juga dengan Jiwoo yang gak bisa jadi main character di cerita Wooyoung dan Wooyoung juga gak bisa jadi main character di cerita Soori.

“Yo, mulai sekarang kayaknya kita gak bisa temenan lagi. Lo perlu tau kalo dua orang yang berteman dan melibatkan perasaan udah jelas pertemanan itu jadi rusak. Pertemanan kita udah rusak, Yo. Dan gak ada cara memperbaikinya kecuali lo yang mau melihat gue seperti lo ngeliat Soori.”

Jiwoo masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Wooyoung yang terdiam, menelaah perkataan Jiwoo.