Radio Sekolah

Bel istirahat berdenting.

Guru-guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran pun mulai berhenti menjelaskan. Anak-anak yang mendengarkannya juga mulai lega. Akhirnya mereka bisa keluar kelas.

“Kita akhir sampai disini. Jangan lupa untuk tugasnya di kumpulkan lusa.”

“Baik, Pak...”

Lalu kelas bubar begitu sang guru keluar kelas. Aku dan temen sebangku pun ikut keluar kelas.

“Mau nitip apa hari ini?” Tanya Lyla, gadis disebelahku ini.

“Air mineral aja. Hari ini aku dibawain bekal.” Kataku sembari mengangkat bekalku.

Okey, then. See you!

“Yep.”

Kami berpisah di ujung lorong. Lyla berbelok ke kanan, menuju kantin. Dan aku berjalan lurus. Menuju ruang rados—radio sekolah.

Setiap istirahat pertama di hari Senin, Rabu, dan Jumat, aku siaran di rados. Rados punya 3 program untuk mengisi waktu istirahat. Dan yang paling populer itu surat titipan.

Jadi surat titipan itu ada kotak surat yang di letakkan di depan pintu siaran rados. Siapa aja boleh ngirim surat. Boleh anonim boleh juga bernama. Nantinya akan dibacain sama penyiar rados setiap harinya akan dibaca 3 surat. Dan kebanyakan surat yang masuk itu isinya confession dari anak cowok ke anak cewek begitu juga sebaliknya. Bahkan ada yang menembak lewat surat titipan rados ini.

Selama aku menjadi penyiar rados setahun belakangan ini, sudah 4x mendapati surat yang berisi penembakan dan itu benar-benar menyenangkan. Soalnya dalam 4x kejadian itu, salah satunya adalah Lyla. Dan untuk Lyla itu paling seru pasalnya si pengirim surat yang gak lain adalah Kak Seonghwa itu bikin pernyataan ulang di tengah lapangan. Dan itu momen banget!

“Hai!” Sapaku saat memasuki ruang siaran.

Hari ini teman siaranku adalah Choi San. Anak 11 IPS-2. Aku dan dia ini couple siaran yang di nanti-nanti sama seantro sekolah karena kalo kita yang siaran seru. Katanya sih begitu, hehehe.

“Kok baru dateng sih?!”

“Maaf itu tadi Pak Seungcheol keluarnya lama. Ayo siaran!”

Aku dan San pun memulai siaran hari ini. Tapi sebelum siaran, aku mengambil 3 surat random dari kotak surat.

“Hai, hai, haaaaai~ tebak siapa yang siaran kali ini???” San membuka siaran hari ini setelah lagu dari Taylor Swift yang berjudul Safe & Sound itu selesai.

“Dari suaranya juga udah ketebak kali siapa yang siaran, Choi.”

“Ohiya lupa! Hari ini Choi and Kim yang bakalan nemenin kalian sampe jam 10.30!”

“Lho kok sampe jam segitu, Choi?”

“Iya jadi hari ini guru-guru ada rapat sebentar sampai jam 11 dan biar jam kosongnya terbengkalai dan gak gabut juga jadinya Kak Chanhee nyuruh kita buat isi rados.”

Alright, jadi sejam kedepan kalian bakalan dengerin Choi sama Kim siaran. Jangan pada bosen ya!”

San membuka akun Official Line milik radio sekolah. “Karena jam siaran kali ini lebih panjang, jadinya kita open request lagu dan open chat juga di Official Line rados.”

“Dan buat surat titipan, hari ini kita bakalan bacain 6 surat!” Sambung San.

“Eh tapi aku cuma ambil surat 3 nih.” Kataku.

“Yaaah. Kalo gitu ambil lagi dong, Kim. Dan sembari nungguin Kim ambil surat lagi, Choi bakalan muterin lagu request dari Mingi anak kelas 11 IPS-2, lah si Igi ini mah. Yaudah kalo gitu, here’s we go, The Only Exception dari Paramore...”

Begitu lagu diputar, aku langsung beranjak keluar buat ambil 3 surat lagi.

Pas banget aku buka pintu siaran, ada Kak Hongjoong yang baru mau mengetuk pintu.

“Eh Kak Hongjoong, ada apa ya?”

“Ini air mineral dari Lyla.”

Kak Hongjoong menyodorkan sebotol air mineral. Aku pun segera menerimanya.

“Ohiya... makasih ya, Kak.”

Kak Hongjoong mengangguk. “Oke. Cabut ya.”

“Iya, Kak.”

Habis itu, aku langsung mengambil surat dari kotak surat dan masuk ke dalam. Menit demi menit terlewati. Gak sadar kalo waktu siaran udah mau abis. Banyak chat yang kita bacain dan juga udah beberapa lagu diputar. Hari ini siaran paling seru pokoknya.

“Surat terakhir!” Seruku.

“Ayo-ayo surat siapa yang bakalan kita bacain yaaa? Biasanya kalo surat terakhir ini tuh seru-seru. Mari kita baca!”

San pun membuka lipatan surat terakhir ini. “Teruntuk Bian Kim, penyiar rados favoritku.” San mulai membaca awal surat. “Ih kok buat Kim sih?! Kim manipulasi surat ya?!”

“Ih enggak! Aku ambilnya random gak dipilih-pilih.”

“Eh tapi ini Kim pertama kalinya dapet titipan surat ya?”

“Iya hehehe, yaudah lanjut, Choi. Waktunya tinggal dikit lagi nih.”

“Oke. Teruntuk Bian Kim, penyiar rados favoritku. Dari aku, temannya Seonghwa. Aku tunggu kamu didepan ruang rados, sepulang sekolah.”

Dan setelah surat itu dibaca, San gak berhenti ngeledekin aku. Aku sendiri langsung tau siapa yang mengirim surat itu. Gak lain gak bukan adalah orang yang sama yang memberikanku air mineral tadi.