Batavia Cafe

Setelah mereka memikirkan dimana akan bertemu, masing masing mempersiapkan diri. Batavia Cafe, adalah salah satu cafe yang baru di dirikan, beberapa minggu yang lalu. Cukup banyak anak SMA Wiramandala yang berkunjung ke Batavia Cafe setelah pulang sekolah.

kembali ke Abigail, dan kedua temannya, Jovian dan Leon. Abi mengambil sweater hitam miliknya, yang tersangkut di gantungan pintu kamarnya, dan segera memakainya. menyisir rambut, dan menyemprotkan sedikit parfum ke tubuhnya.

Abigail menaiki motor miliknya, dan menancap gas dengan kecepatan rata rata. Kini, Abigail sudah dalam perjalanan menuju Batavia Cafe. Begitu juga dengan Jovian dan Leon. Yang sampai pertama di Batavia Cafe adalah Leon. Setiap mereka ingin bertemu, memang Leon yang selalu sampai lebih awal.

Abigail sudah mendarat di Batavia Cafe, turun dari kendaraan miliknya, menaruh helm yang ia gunakan, dan menurunkan standar motornya.

“oit bi!” terdengar suara teriakan seseorang, saat Abi baru memasuki Batavia Cafe. Ya, suara teriakan itu berasal dari seseorang yang duduk di pojok ruangan. saat Abi menoleh, tidak lain dan tidak bukan, ia adalah Leon. Abi segera mendekat ke arah tempat Leon berada, menarik kursi, dan mendudukinya.


skip, setelah 5 menit ...

Akhirnya, yang di tunggu tunggu, datang juga. Jovian, adalah orang yang selalu telat setiap pertemuan. entah itu di cafe, mall, atau bahkan sekolah. Mereka bertiga sudah berada di meja yang sama. Dan Leon memulai pembicaraan, dengan pertanyaan yang di sodorkan untuk Abi.

“jadi gimana, bi? lo berharap apa untuk hubungan lo sama vana?” tanya Leon. Abi yang se dari tadi tertawa karena candaan dari Jovian, setelah mendengar pertanyaan Leon, wajah Abi langsung berubah drastis. Wajahnya penuh rasa yang tidak bisa di jelaskan, seperti ingin berbicara sesuatu, namun tertahan.

“gue gatau harus apa le, apa mungkin gue ...”