Eca perlahan menuruni anak tangga dengan penuh keberaniannya. Saat ia sudah sampai di tangga terakhir, seorang wanita paruh baya yang sangat tidak asing dengannya keluar dari kamarnya. Perlahan Eca menghampiri wanita tersebut,

“selamat malam mama.” sapanya
“hmm,” jawab sang mama dengan singkat.
“ma, hari ini kaka izin latihan boleh?” tanya-nya.

Tak kunjung ada balasan dari sang mama, akhirnya eca memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Rasa sakit hati dan sesak di dada membuat air mata yang terbendung di matanya perlahan keluar.

“lagi, lagi dan lagi ya...” batinnya.

Bukan sekali atau dua kali Eca lagi-lagi harus bersabar dan mengalah dengan sikap mama nya yang tidak pernah mendukung apa yang telah Eca lakukan selama ini. Eca hidup dengan kesendirian selama ini, walaupun dia punya banyak teman di kampus.