Lorong

Keesokan harinya mereka benar benar pergi ke sekolah dengan mental yupi mereka. Awalnya memang aman saja dari awal masuk sampai bel sebelum istirahat, mereka belum melihat rafa dan gengnya itu. Tiba saat bel istirahat…

“Eh gak jadi ah takut gue anjir” ucap chan.

“yaudah sih sama sama makan nasi”

“lu dari kemaren bilang sama sama makan nasi mulu ye babi, emang lu berani?” ucap seungkwan dengan nada kesal.

“siapa yang bilang gue berani coba?”

“PENGEN TAK HIIIIIHHHHH” yap itu adalah seungkwan.

“udah udah pokoknya pura pura gak liat aja oke? oke.”

Mereka pun berjalan bersebelahan di lorong yang kecil itu. Hari apes memang tidak ada di kalender, sesuai dugaan mereka bertemu geng rafa di lorong tersebut.

“eh liat siapa nih yang dateng” ucap rafa.

“manusia lah picek mata lu?” celetuk hansol.

“eitsss mentang mentang ngalahin gue pas tanding, jadi sok berani gini ya lu” diselangi tawa dari gengnya itu.

“minggir gak, kita cuma mau ke kantin” kwan yang berbicara sekarang.

“ooohh ini mantannya fanya, selera fanya jelek juga ya, mending tu bocah sama gue aja dari pada sama sampah kek lu”

Hari apes memang tidak ada di kalender, tetapi hari keberuntungan mereka juga tidak ada di kalender. Tiba tiba ketiga abangnya itu datang dan membuat rafa dan gengnya terkejut.

“siapa yang lu bilang sampah itu?” ucap seokmin dengan tampang sok gagahnya.

“hah? gak ada yang bilang sampah kok bang, iya gak?” ucap rafa dengan nada ketakutan. Tetapi tidak ada yang menjawab ucapan rafa.

“btw kalian siapa?” tanya teman rafa.

“abangnya mereka bertiga”

Bisa di tebak muka rafa sekarang menjadi merah, perpaduan antara takut, malu, dan marah.

“udah dek biarin aja, ayok kebawah bawa tas lu, kita ada urusan” ucap hao.

“oh iya iya bang” mereka bergegas menuju kelasnya dan merapihkan buku bukunya.

Disisi lain rafa dan gengnya masih ketakutan melihat badan mingyu.

“apa lu liat liat gue, suka lu?”

“gak bang, gue straight kok tenang aja”

“padahal kalo suka boleh aja” celetuk mingyu.

“udah bang ayok kebawah” ucap seungkwan dengan nada semangat.

Sebelum mereka turun, hansol menghadap ke belakang dan mengeluarkan sesuatu di kantong celananya, yap jari tengah.