Bagian pertama

Malam pukul sembilan setengah, seorang gadis terbangun dari mimpi buruk. Ia menemukan dirinya di tempat tidur telah basah karena keringat, dan saat ia mengangkat sedikit kepala, gadis itu melihat pemandangan kamarnya yang berantakan

Tak lama Vi— nama gadis itu, beranjak dari tempat tidur dan duduk di tepi kasur dengan dua tangannya sebagai tumpuan utama.

Vi tertidur setelah menyelesaikan halaman halaman akhir sebuah judul novel, memaksa otak nya bekerja lebih ternyata tidak memberinya sebuah keajaiban yang bisa ia tuliskan, hal itu hanya membuat dirinya letih dan berakhir terlelap. Di atas kertas sana dia hanya memberi akhir tak jelas

….baik, berjumpa kembali di sembilan kosong koma lima FM. Malam ini kita kembali dengan segmen request lagu, jadi untuk teman teman yang ingin bergabung, silahkan langsung ke nol delapan lima—”

Dahi Vi berkerut, ia lupa mematikan setelan radio sejak sore tadi?

Tapi ada bagian yang menarik perhatiannya. Lagu? Rasanya dia ingin mencoba sekali ini. Gadis itu pendengar radio setia, namun tak pernah benar benar berani melakukannya

Ia buru buru mencari benda pipih miliknya, melempar bantal, selimut dan lembaran kertas hingga benda yang ia cari berhasil terjangkau olehnya. Dengan segera menyusul angka yang hampir hilang di kepalanya, kemudian mengejar ucapan pemandu radio, namun hal itu membuatnya mengumpat kesal “astaga bajingan ini!” karena menurut Vi dia disana berbicara terlalu cepat

“Yea!” Seruan itu terdengar setelah dua belas angka berhasil ia simpan di ponsel nya

“Aku bahkan mengalahkan kejaran anjing gila kemarin sore, tapi kewalahan dengan ucapan mu. Benar benar!” Berbicara sendirian seolah Vi sedang berada di depan penyiar radio