Rapat 1


Semula suasana Auditorium begitu riuh dipenuhi suara gelak tawa, khas para Mahasiswa yang sedang berinteraksi dengan Dosen mereka. Kini suasana itu perlahan lenyap dan hanya menciptakan keheningan, momentum ini terjadi karena semua netra tengah sibuk memandang seorang gadis yang sedang berjalan menuju sumber suara, yang sedari tadi namanya dan nama temannya dipanggil secara berkala. Pasalnya, gadis itu cukup terkenal dengan karakternya yang sedikit cuek dan memiliki sisi beku bak lemari pendingin.

Kemudian, gadis itu bersama temannya melangkahkan kaki mereka semakin dekat dengan sumber suara yang berhasil membawanya kesana. Sebelum menuju tempat tujuannya, mereka harus melewati empat orang laki-laki yang sudah tiba disana sejak awal. Aletta yang mengetahui hal tersebut, hanya memilih diam dan kembali melanjutkan langkah kakinya. Empat orang laki-laki itu terlihat sedikit canggung dan hanya terdiam sejenak, hingga tiba giliran gadis berikutnya yang berjalan melintasi mereka. Kehadiran gadis itu mampu memecah kecanggungan yang ada dengan mengulas sebuah senyuman di pipinya, yang ditujukan untuk salah satu diantara empat laki-laki itu.

“Woy gua disenyumin Axelle woy” bisik salah satu laki-laki itu kepada teman-temannya.

“Biasa aja yud, jangan terlalu berlebihan” ucap salah satu temannya.

“Enggak bisa anjir... Axelle cantik banget hehehe” jawab laki-laki itu kembali.

“Tenang sebentar dong yud, kita lagi di depan nih” pungkas salah satu temannya.

“Iya iya, maaf deh” jawab laki-laki itu sedikit malas, namun tetap saja dirinya kini sedang tersenyum mengingat momentum 5 menit lalu.

Setelah percakapan singkat antar laki-laki itu, mereka semua yang berdiri di depan podium perlahan meninggalkan Auditorium bersama dengan Pak Rafi Dosen mereka.


Sudah hampir dua jam sejak mereka meninggalkan Auditorium bersama Dosen mereka, kini mereka tengah mendapat pengarahan serta berdiskusi sedikit terkait project yang akan dilakukan oleh mereka nantinya.

“Baik, jadi apakah ada yang merasa keberatan dengan project yang akan saya buat?” ucap Pak Rafi kepada Mahasiswa dan Mahasiswi pilihannya itu.

“Kalau kami sih, sama sekali enggak keberatan pak” jawab perwakilan empat orang laki-laki itu.

“Ih vin, kok lu bilang gak keberatan sih” bisik salah satu temannya.

“Oke, terimakasih Gavin atas responsnya. Yudha kamu kenapa?” tanya Pak Rafi kepada sosok laki-laki yang merasa sedikit keberatan dengan respons temannya.

“Hmm... Enggak kok pak, saya cuma merasa kram di kaki saya hehe” jawab laki-laki itu, kepada Dosennya.

“Oh, yasudah. Kalau Aletta dan Axelle bagaimana?” tanya Pak Rafi kepada dua gadis, yang kini hanya diam sambil memperhatikan Dosennya dari meja seberang.

“Kalau saya pribadi tidak merasa keberatan pak, tapi kalau Axelle saya kurang tahu” jawab Aletta

“Saya mau kok pak, beneran deh hehe” ucap Axelle lebih awal, sebelum dirinya mendapati pertanyaan serupa.

“Baik. Karena semuanya tidak merasa keberatan, saya rasa pertemuan hari ini sampai disini saja, dan untuk pertemuan berikutnya akan saya informasikan kembali”

” Baik pak, terimakasih” jawab mereka serentak

“Ya, silahkan kembali ke kelas masing-masing bagi yang masih ada jadwal”

Setelah pertemuan itu berakhir Aletta dan Axelle memilih untuk singgah sebentar di sekitar Damandiri, sedangkan Gavin dan teman-temannya, serta Jaevian memilih untuk kembali ke lantai satu.

Beberapa saat kemudian, akhirnya Aletta dan Axelle memutuskan untuk beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.