Why you cross the line? Get lost, human!

conclution

‧ ₊✜˚.
Suara tawa beserta teriakan memenuhi lapangan basket sore itu. Fikri berlari kecil sembari mengacungkan boneka milik Naura setinggi mungkin. Sedangkan si pemilik mengejarnya dengan sesekali melompat berusaha menggapai dengan tubuh pendeknya. Sayangnya Fikri memiliki tubuh terlalu tinggi yang sangat menguntungkannya. Mengesampingkna sifatnya yang malas berolahraga, pergerakan pemuda itu pun sangat lincah dan cepat. Yang mana tentu saja membuat Naura kewalahan.

Memang tidak ada yang menarik. Tapi aksi kejar kejaran dua remaja pemalas tersebut merupakan kejadian yang cukup langka. Membuat Adit yang berada di pingir lapangan dengan sigap mengambil ponsel dan merekamnya. Sesekali berteriak menyemangati lalu kembali sibuk menertawai keduanya. Disampingnya, Mina ikut menonton sembari menikmati kebab mini miliknya. Gadis itu akan sesekali memperingati agar mereka tetap berhati hati.

“Rara, jangan ditendang! kaki lo ga bakal nyampe!”

“Genjutsunya dipake dong! katanya ninja konoha?!”

Dari arah lain, Dita dan Fadhil datang masing-masing membawa kantong di kedua sisi. Mina yang menyadari itu segera menyelesaikan cemilannya lalu berdiri menggelar tikar. Satu per satu makanan dikeluarkan dan dihitung jumlahnya memastikan tidak ada yang kurang atau tertinggal.

“Makan dulu woy! lu pada laper ga?!” teriak Fadhil membuat mereka yang masih berada di area lapangan sontak berlari menghampiri.

Melihat kesempatan, Naura langsung memukul Fikri dengan bonekanya yang berhasil ia rebut. Membuat Adit menarik pemuda itu untuk segera menjauh berpindah tempat.

“Ini ga cuci tangan dulu?” tanya Dita yang melihat Adit memungut potongan kentang dan langsung memakannya.
Dengan ringan adit menjawab sembari tersenyum lebar “Gausah, tangan gua udah terlahir suci” pemuda itu langsung mengambil sepotong pizza keju dan siap menggigitnya sebelum Mina merebutnya dan menyodorkan air untuk cuci tangan.

Dengan decakan ringan mau tak mau pemuda itu menurut diikuti Naura yang mengantri bergiliran.

“Fikri keringet lo banyak bener deh, lap dulu elah”

“Gapernah olahraga sih, sekali lari langsung gitu” timpal Naura membuat Fikri melirik sinis gadis tersebut.

“Ngaca woy, ngaca! Lemak di badan lo banyak tuh”.

“Udah, udah, berantemnya nanti aja” Athar segera menangkap tangan Naura yang sudah terangkat hendak memukul Fikri.

“Dit, pimpin doa” perintah Dita begitu saja.

Adit yang kaget tiba-tiba disuruh langsung mendelik, “halah baca bismillah aja langsung sah.”

Fikri yang menyetujui itu langsung mengangguk-anguk dan mulai menyendok pa

(the text was missing)

Sementara itu Adit dengan santai mengambil keju di atas pizza milik Naura dan memakannya. Mina dan Dita sendiri heboh berbagi kisah cinta cowo hits di Komplek mereka yang rumornya sedang putus dengan pacarnya.

(the text was missing)

“Kok ga ada pizza jamur?” tanya Fikri yang masih bisa ingin makan pizza tapi miliknya sudah habis dimakan Mina.

“Ga ada, yang lain aja nih. Punya gue kentang” tawar Dita. Tapi disambut gelengan fikri. Pemuda itu termasuk tipe manusia yang pilih pilih makanan

Menyadari perubahan raut, Naura tanpa berfikir langsung menyeletuk “lho? Ali ga pesen pizza emang?”

Sontak semua menjadi diam. Bahkan Adit tak jadi menggigit onion rings nya. Semua saling pandang bingung untuk mengatakan. Athar sendiri lebih memilih mengela nafas dan tak berkata apapun di situasi semacam ini.

“Lho? Kenapa?” tanya Naura yang kebingungan.

Fikri menepuk-nepuk pelan kepala gadis itu. Dengan satu tarikan nafas pemuda itu berkata, “ternyata selain bego, lo buta juga ya?”