ERROR 707
.
Sebelumnya, aku tidak tahu mengapa aku harus menuliskan ini. Aku sendiri masih kebingungan. Entah sampai kapan aku mengalaminya. Yang mereka katakan memang sangat menyakitkan. Terlepas dari tujuan mereka, kewarasanku hampir hilang sepenuhnya
Mungkin tulisan ini adalah sedikit ungkapan dari pikiranbku yang sangat rumit. Begitu kasar dan penuh dengan cabang berduri yang mungkin mirip dengan sarang burung. Tulisan ini hanya berisi kalimat rancu yang aku sendiri tak tahu mengapa aku menuliskannya. Sempat terpikir barangkali aku akan merasa lebih baik jika semua yang ada di dalam pikiranku tertuang hingga beban pun sedikitnya menghilang. Tapi, apakah benar? Apakah aku akan sanggup meluapkan semua emosi dalam pikiranku? Apakah aku bisa melakukannya? Sedangkan aku tidak mau orang lain tahu sedikit tentangku. Aku lebih suka jika mereka tak tahu apapun. Aku lebih baik bergelung dengan pikiranku. Aku tidak suka berbagi. Aku tidak suka orang lain masuk ke dalam kehidupanku. Mereka semua berbohong. Mereka tak pernah ada. Mereka hanyalah bayangan yag kuciptakan agar aku tak merasa kesepian.
Tapi apa? Aku berakhir harus terlihat menyedihkan. Aku tak mau memadang diriku sendiri. Terlalu mengerikan. Manusia hina yang selalu menyalahkan keadaaan. Dengki dengan dunia luar. Tokoh antagonis yang tak hanya merugikan tapi juga penyebab kehancuran. Aku naif dan begitu bodoh. Dunia luar begitu banyak manusia. Sebagian dari mereka mengalami kesulitan yang berbeda dan menjalani hidup yang sedemikian rupa. Tapi apakah mereka juga sama pecundangnya sepertiku? Rasanya tidak. Mereka tetap menjalani kehidupannya dan terus melangkah maju. Sedangkan aku tetap berada dalam posisisku. Tetap diam membisu lagi menolak situasi apapun yang tengah terjadi. Tetap bersikap biasa tanpa peduli harapan orang lain.
Mengapa? Aku bertanya mengapa? Apakah ini salah satu karma karena menentang ucapan orang lain? Atau hanya aku yang salah mengartikan situasi? Aku merasa keberuntunganku telah habis. Semua kosong. Semua hitam dan putih. Semua tak ada artinya. Aku terperangkap. Begitu takut dan meringkuk dari balik selimut. Aku sering bertanya tanya, apakah aku boleh aku hidup seperti ini? Apakah tidak apa apa jika aku sedikitpun tak memiliki keuntugan bagi orang lain. Pikiranku yang rumit sudah cukup menginvasi keseharianku. Aku benci. Aku benci jika kepalaku begitu berisik. Begitu melelahkan.
Mengapa aku merasa malu? Apakah karena jalan yang ku ambil kini berbeda dari kebanyakan orang lainnya. Apakah karena sifat buruk dari dasar hatiku yang tak pernah aku ketahui selama ini? Layaknya buah apel yang dibiarkan hingga membusuk dan menghitam. Atau mungkin apel yang terlihat bagus tapi ternyata beracun dan sangat mematikan seperti dalam cerita dongeng snow white. Ah sepertinya aku mulai meracau hal hal yangh aneh lagi.
Baiklah, kurasa aku harus belajar lagi cara untuk menerima semua ini. Aku tidak akan kalah dari si seven. Jika dia kuat maka akupun harus lebih kuat karena aku lebih beruntung darinya. Tapi, tidak menutup kemungkinan, karena pada dasarnya manusia akan lebih kuat jika sanggup menghadapi situasi yang sulit.
look up to the sky
dont even dare cry
if you shed one tear
the monster will be here
Yeah, aku menemukan kalimat tersebut entah darimana. Tapi kusematkan dalam hati sebagai mantra. kurasa sedikit ampuh dan sangat berguna sebagai sugesti. Tapi apakah hal tersebut mampu bertahan lama? memang sejauh ini cukup berjalan baik, tapi aku tak yakin kedepannya akun dapat menahannya lagi.
kurasa sekarang aku harus belajar lebih lanjut untuk ikhlas. menerima semuanya dan bersusaha untuk tidak lebih jauh lagi menyalahkan keadaan. tapi aku perlu belajar lagi untuk tidak terlalu sering menyalahkan semesta yang kerap kali mengajak bercanda.
ah iya, seringkali aku menggumankan pertanyaan ini. apakah boleh aku hidup seperti ini? rasanya aku ragu jika hidup sepeti ini itu dibenarkan. aku tak memiliki ambisi apapun dalam hidupku, juga aku sama sekali tak melakukan apapun setiap harinya. hanya bermalas malasan tanpa membuat perubahan apapun. berkhayal kesana kemari demi menenangkan hati. melakukan aktivitas kekanakan agar terlihat sedikitnya sibuk pada suatu kegiatan.
tak ayal lagi, sepertinya aku tertinggal sangat jauh dibandingkan dengan teman temanku yang lainnya. aku si manusia sampah yang tak pantas untuk hidup lebih lama lagi di dunia ini.
26/10/2021
kali ini apalagi? ayolah, aku cukup lelah. memangnya bocah sepertiku tak pantas mendapatkan hal semacam itu?