Sebuah dering telepon terdengar diantara heningnya kamar pasien bernama Sekar. Disana hanya ada seorang laki laki dan seorang pasien wanita yang belum kunjung membuka matanya.
Dia adalah Hijau dan Sekar.
Bian menitipkan adiknya kepada Hijau karena ia harus pergi bekerja. Sebelumnya, ia mengambil cuti selama menemani adiknya dirumah sakit yaitu sekitar 6 hari. Orang tuanya? Sebenarnya mereka mendapat tugas dinas ke luar negeri di hari pertama Sekar dirawat. Dan entah kenapa sampai sekarang belum pulang juga.
“woy jau, kamarnya no berapa?” ujar seseorang dari ujung sambungan telepon.
“lu pada ramean?
“iya, komplit nih berenam”
“Jangan berisik ya jing, kalau berisik gue usir lo semua”
“iya sat, cepet no brp”
tok tok
“halo bestie”
“loh katanya udah sadar”
“pucet bgt mukanya”
Itulah berbagai macam gumaman 'calon sarana' circle. Hijau yang awalnya duduk di samping brankar Sekar berdiri menyambut teman temannya.
“Ka Bian mana?” ujar Ayres sembari menaruh sebotol minuman kopi yang sepertinya americano.
“Kerja”
“oh, yaudah nih americano”
Hijau menatap Ayres lalu tersenyum kecil sambil meminum americano nya “tau aja yg gue pengen”
“yoi bray”
“lo dari tadi malem disini jau?” itu yang bersuara adalah Ruvin, ia sedang duduk di sofa tamu sembari menyilangkan kakinya santai.
Hijau hanya mengangguk lalu kembali menyedot americano nya.
“berarti lo belom makan dari pagi, jau?” kali ini yang bersuara adalah Ira.
Hijau mengangguk kembali setelahnya ia menaruh gelas americanonya ke atas nakas.
Suasana hening, mereka semua asyik dengan dunia mereka masing masing.
“terus lo pada ngapain disini?” -Hijau
“nongkrong, ya jenguk lah bego” -Kiano
” jenguk apa an pada asyik sendiri gini” -Hijau
“ya terus ngapain? Nonton conjuring?” -Kiano
“udah udah, mending ikut gue nyari makan yuk. Kalian belum makan siang kan??” -Ira
“ojekin aja kan bisa” -Ayres
“kalo mager mah bilang aja” -Ira
“Alice ikuuutt” -Alice
*“Kiano, Ruvin? Yuk!” -Ira
“Yuk, Ayres diajakin mabar gamau, males” -Kiano
“lo noob sih” -Ayres
“Dih, apaan bangsat” -Kiano
“udah.. Ingat, ini rumah sakit. Yuk, pake mobil gue aja nih kuncinya vin” Ira berjalan sembari melempar kunci mobil ke arah Ruvin dan berhasil ia tangkap.
“gue nyetir??”
“iyalah, masa Kiano.. Belah empat nanti mobil gue”
“Dih”
Alice, Ruvin dan Kiano mengikuti Ira yang sudah jalan duluan. Sebelum menutup pintu, Alice berpamitan dengan Hijau, Ayres dan Gavin yang masih setia di ruangan itu.
“Pamit ya”