LATIBULE : BAGIAN 5

“Nat?”

“HAH?!”

Nara melempar handuknya ke arah Nata yang menjawab panggilannya dengan teriakan dan menatap kakaknya itu dengan pandangan kesal sekaligus bingung.

“Lo kenapa kaget begitu, deh?” Tanyanya seraya berjalan ke arah Nata yang tengah mengusap tengkuknya sendiri. Nara mengambil kembali handuknya yang tadi Ia lempar ke arah Nata. “Papa sama papi mana?”

“A-anu, itu. Kemana, ya? Kayaknya mau cari jas buat acara kantor papa.” Nata menjawab dengan terbata-bata, sedikit menyesal mengapa Ia harus diam-diam membalas pesan Archen lewat ponsel Nara.

Nara mengangkat sebelah alisnya ketika merasa Nata bersikap aneh, tetapi Ia sedang tidak bersemangat untuk memulai debat kusir dengan kakaknya.

“Eh, gue lupa! Handphone gue tadi ketinggalan di belakang.”

Nata nyaris melonjak ketika mendengar perkataan Nara. Ia segera menunjuk ke arah meja televisi, tempat dimana dirinya menaruh ponsel milik sang adik. “Itu, itu! Kayaknya mau hujan makanya gue bawa masuk. Hehe.”

“Oh, oke. Makasih, Nat.”

Nara segera berjalan ke arah televisi sementara Nata sedikit berlari dan masuk ke dalam kamarnya. Pintunya sedikit terbanting dan Nara dapat mendengar kakaknya itu mengunci pintu, suaranya sedikit nyaring.

Kakaknya itu kenapa, sih?