Aku menyayangimu, dan—

Aku menyayangimu. Seperti Laut menyayangi Anjani, seperti Dimas kepada Surti. Kata cinta mungkin terlalu berat untuk dikatakan secara lumrah. Tapi tetap saja, aku ingin mencintaimu seperti Prima mencintai Mantisa. Seperti Sukab yang begitu berani mencuri senja untuk Alina. Mungkin kamu belum mengenal siapa dan dari mana mereka berasal, tidak apa. Saya tahu, terlalu banyak kisah yang kita sembunyikan dari satu sama lain. Kita belum terlalu mengenal diri masing-masing. Saya tidak tahu makanan apa yang menjadi kesukaanmu dan begitu pula sebaliknya. Bahkan bertemu pun tidak pernah. Hati ini—kita; terlalu cepat terjatuh dan terpaut. Mungkin kamu benar. Mungkin kita jatuh hati pada bayangan akan satu sama lain. Pada ilusi kebersamaan yang kita buat sendiri. Mungkin Alina juga benar. Mungkin kita, saya, terlalu banyak menghayal dan mencintai begitu rupa tanpa menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Keadaan, dan semesta, juga dirasa tak pernah mendukung pertautan hati kita. Sudah terlambat untuk mengatakan ini semua, ya? Di saat kita berdua sudah terlanjur jatuh dalam lubang tak berkesudahan ini. Yang perlu kamu ketahui, Aku menyayangimu dan rasa ini adalah sebuah kepastian yang berkelanjutan.

Samael
[Minggu, 21 Juli 2019, 3:11 Pagi. Potongan dari surat Mabuk dan Meracau.]