a day with the miyans (2)
Atsumu dan Osamu berusaha membangunkan dua bocah yang tertidur sepanjang perjalanan karena lelah bermain di timezone setelah sampai di sebuah taman.
Berbeda dengan Shinsuke yang bisa langsung bangun, Eita sedikit sulit dibangunkan.
“Hadeh lo gendong aja lah keluar siapa tau ntar bangun” usul Atsumu.
“Kasian lah bego ntar nangis”
“Yaudah gue duluan ya kesana, kalo dah bangun lo nyusul aja” Atsumu kemudian pergi duluan bersama Shinsuke.
Berkali-kali mencoba membangunkan Eita, akhirnya Osamu berhasil pada percobaan yang entah keberapa.
“Eta dimana” katanya sambil mengucek mata yang belum sepenuhnya terbuka.
“Di taman, kan kita mau main bola, ayo bangun”
Ucapan Osamu berhasil membuat Eita membuka mata sepenuhnya, mereka berjalan menuju Shinsuke dan Atsumu yang tengah bermain ayunan.
“Eta rambutna berantakan” ujar Shinsuke ketika melihat temannya.
“Cumu cepat katanya mau bermemainkan bola, ayo cepat Eta ndak sabar!” tak menghiraukan ucapan Shinsuke, Eita berujar antusias.
Atsumu merasa gemas dengan wajah bangun tidur Eita, apalagi rambutnya yang berantakan, jadi ia menyempatkan diri mengambil fotonya.
“Yuk kita main bola”
“YUUKK!!”
Sore itu taman cukup ramai, cuacanya memang sedang cerah jadi mendukung untuk berkegiatan diluar.
Eita dan Shinsuke kegirangan diajarkan bermain voli oleh kembar Miya menggunakan bola mainan yang lembut supaya tidak menyakiti tangan dua bocah itu.
Eita membulatkan mulutnya terkagum-kagum saat Atsumu memberi set pada Osamu. “Eta mau diajarkan Cumu memberi bola seperti tadi” ujar Eita.
Kebalikan dari Eita, Shinsuke justru terkagum saat melihat Osamu memukul operan dari Atsumu. “Shin juga mau ajarkan oleh Mas Camu”
Baik Eita maupun Shinsuke terlihat sangat fokus memperhatikan penjelasan Atsumu dan Osamu sebelum mulai mempraktekkan. Membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa gemas.
“Nah ayo cobain. Lo disana Sam agak jauhan biar leluasa”
Atsumu melempar bolanya ke Eita, bocah itu kesulitan mengikuti gerakan yang sudah Atsumu ajarkan sebelumnya, beberapa kali bolanya malah terlempar kemana-mana atau malah ia pukul asal.
“Kok Susah sekali ya, Eta ndak belum bisa seperti Cumu sudah mainnya hebat”
“Mau belajar spike aja?”
“Sepaik tuh apa?”
“Kayak Osamu sama Shin tuh, mukul bola, namanya spike” sejujurnya Atsumu juga sedikit kesulitan sih karena bola yang dipakai terlalu lembut dan ringan jadinya mudah terlempar jauh.
Eita menggeleng, kemudian mengambil posisi seperti sebelumnya. “Ndak mau Eta mau ajarkan seperti Cumu aja tadi tidak papa susah Eta bisa lama lama nanti, kata Kochi kalo Eta coba Eta bisa!” ujar bocah itu dengan cengiran lebar menghiasi wajahnya.
Kalau bisa, Atsumu ingin sekali menukar Osamu dengan anak yang gemas seperti Eita. Sayangnya hal itu tak mungkin, bisa-bisa ia yang ditukar duluan ke pasar loak.
“Shin sudah bisa Mas Camu!” teriak Shinsuke ketika ia berhasil memukul operan Osamu seperti yang diajarkan.
Osamu mengangkat jempolnya. “Hebat Shin, nanti Mas Camu beliin es krim” Shinsuke membalasnya dengan anggukan antusias.
Hari beranjak semakin sore, taman berangsur sepi, langit sudah didominasi jingga. Osamu dan Shinsuke memilih untuk berhenti dan beristirahat karena lelah sambil memakan es krim batangan yang baru saja dibeli.
Mereka memperhatikan Atsumu dan Eita yang masih bermain penuh semangat, sesekali tertawa ketika bola menghantam kepala Atsumu karena operan seadanya dari Eita, atau ketika bola yang Atsumu pukul terpental terlalu jauh dan Atsumu harus mengambilnya sambil menggerutu sebal.
Hari ini benar-benar menyenangkan bagi Osamu, bisa menghabiskan waktunya bersama saudara kembarnya dimana hal itu merupakan hal yang cukup jarang karena mereka lebih sering pergi bersama teman-teman.
Ditambah Eita dan Shinsuke yang polos menggemaskan, yang penuh energi dan meramaikan suasana hari ini. Osamu menarik senyum simpul mengingat semuanya yang menciptakan kebahagiaan sederhana.
“Idihh ngapain lo senyam-senyum gitu” sindir Atsumu yang ternyata sudah menyelesaikan permainannya bersama Eita.
“Siapa juga yang senyam-senyum, halu aja lo”
Eita berlari menghampiri Osamu dan Shinsuke yang duduk bersebelahan, lalu menunjuk es yang mereka pegang. “Eta mau!”
“Ayo beli sama gue” Atsumu menyimpan bolanya terlebih dahulu kemudian menggandeng Eita menuju pedagang es krim yang ditunjukan Osamu.
“Mas Camu senang?” Tanya Shinsuke tiba-tiba.
Osamu menurunkan pandangannya, menatap Shinsuke lembut. “Seneng. Kalo Shin gimana?”
“Shin juga senang! Shin senang bisa bermain dengan Mas Camu, dengan Mas Cumu, dengan Eta. Bisa bermain ambil boneka dan es krim dan mainan lalu bermain bola pukul-pukul bola dengan Mas Camu” katanya dengan senyum merekah.
“Terima sih ya Mas Camu dan Mas Cumu sudah ajakan Shin dengan Eta bermain hari ini”
Hati Osamu menghangat mendengarnya, ia mengusak rambut Shinsuke gemas. “Sama-sama Shin”
“SHIN LIHAT ETA SUDAH BELI ES SEPERTI SHIN, DIBELIKAN MAS CUMU” teriak Eita dari jauh sembari mengangkat es nya.
Mereka memutuskan untuk duduk-duduk dulu sebentar lagi sekalian menunggu Atsumu dan Eita menghabiskan es krimnya sambil membicarakan banyak hal, kebanyakan hal-hal random dari Eita dan Shinsuke sih, ditambah kelakuan Atsumu yang membuat mereka tertawa dan Osamu sebagai penetral kebodohan Atsumu.
“Abis ini makan malem dulu baru pulang, okey?”
“OKEEY!”
“Gimana ide gue? Bagus kan? Lo pasti seneng” Atsumu berucap menyebalkan pada Osamu.
Osamu berdeham singkat, “Iye makasih dah” ujarnya kemudian berjalan duluan menuju mobil, meninggalkan Atsumu di belakang yang diam-diam mengulas senyumnya.