arcade
Akhirnya hari Minggu tiba, Megumi menjemput Nobara di depan SMA Jujutsu karena gadis itu belum mau memberikan alamatnya.
“Udah lama Ra? Sorry telat tadi Om Gojo lagi kumat”
Nobara terkekeh. “Gapapa Gum gue baru sampe kok”
Megumi memberikan helm untuk kemudian Nobara pakai. Setelah dirasa siap, Megumi menjalankan motornya.
“Ke timezone mau ga?”
“HAH? MIZONE? HAUS GUM?!”
“TIMEZONE RA BUKAN MIZONE”
Wajah gadis itu memerah, suara Megumi teredam angin kencang makanya tak begitu jelas terdengar.
“I-iya terserah”
“Mau main apa?” Tanya Megumi setelah mengisi saldo untuk bermain.
Nobara menunjuk dance dance revolution yang membuat Megumi bergidik, ia tak mau.
“Main itu aja yuk? Biar menantang dikit”
Akhirnya mereka menuju permainan walking dead yaitu permainan membunuh zombie dan bertahan hidup.
Keduanya tenggelam dalam permainan, saling menyelamatkan, membunuh zombie, bahkan berteriak-teriak heboh–bagian ini hanya dilakukan Nobara–dan Megumi bagian tertawa.
Setelah selesai, mereka berpindah pada permainan house of dead yang tidak jauh berbeda dengan walking dead
Pada game kali ini, mereka menggunakan pistol khusus yang sudah tersedia di mesin permainannya.
Adegan berteriak heboh kembali terulang, namun kali ini dilengkapi dengan pistol yang beberapa kali Nobara lempar.
“Baru dua game tapi kenapa gue se capek ini” keluh Nobara setelah selesai.
Megumi membawakan satu cup es krim untuk Nobara. Keduanya memutuskan untuk beristirahat sejenak.
“Tapi lo lucu banget pas teriak-teriak”
“Diem Gum gue takut lo sempet-sempetnya ngalus gapapa ra kalo takut banget sembunyi aja di pelukan gue dangdut banget”
Megumi tertawa terbahak-bahak, geli dengan gombalannya sendiri.
“Nah berhubung kita udah main game yang lo mau, sekarang kita main dance dance revolution“
“Geli ra.. masa gue harus main gituan. Lagian gue gabisa”
“Dilarang nolak. Ntar juga lo bisa kok, ayo buruan gue pengen liat lo joget-joget”
Dengan amat sangat terpaksa, Megumi menuruti kemauan gadis itu. Ia menundukan wajahnya malu karena mendadak banyak orang yang memperhatikan mereka.
Di permainan kali ini, Nobara lebih jago–jelas karena Megumi tidak pernah memainkan ini sama sekali–tawanya juga seringkali terdengar kala melihat betapa payahnya Megumi.
Megumi nampak sangat kesusahan dan kelelahan memainkannya.
Setelah dua lagu, mereka memutuskan untuk berpindah ke permainan street basketball
“3 round ya gum”
“Siap-siap aja kalo kalah lo harus mau keliling kota sama gue semaleman”
“Gini-gini gue jago olahraga tau”
Mereka terus saja berlomba-lomba siapa yang paling cepat dan paling banyak memasukan bola kedalam ring.
Semakin kesini, Megumi semakin cepat. Ia adalah anggota klub basket di sekolahnya, jadi tak heran.
“Curang lo ah kok ga bilang lo anak basket”
“Lo ga nanya”
Ronde pertama dimenangkan oleh Megumi. Ronde kedua semakin sengit. Awalnya Megumi unggul namun Nobara mampu menyusul, mengalahkannya.
“YEAYY!” pekik Nobara kegirangan ketika menang.
Megumi yang melihat kegemasan itu langsung mengabadikannya di kamera ponsel.
Ronde ketiga dimenangkan Megumi. Nobara mendengus kesal, ia masih ingin bertanding tapi tenaganya sudah terkuras habis.
“Abis ini makan dulu, baru jalan-jalan, okay?”
Nobara mengangguk. Sebenarnya kalau menang pun ia akan meminta Megumi menemaninya jalan-jalan.
Momen diantara keduanya sangat menyenangkan, Nobara tak mau pulang cepat-cepat.
Ia mau menghabiskan banyak waktu bersama Megumi yang membuatnya sangat sangat bahagia.