flashback: curhat


“Haaah.. sumpah Shin gue pusing” keluh Alisa seraya menjatuhkan kepalanya diatas meja kedai kopi yang mereka datangi Sabtu sore ini.

“Kenapa emangnya? Mikirin msalah percintaan kayak mikirin masalah negara gitu” ujar lelaki itu tenang lalu menyeruput kopinya.

Alisa menatap temannya itu, kemudian mulai menceritakan apa yang terjadi padanya di hari dimana sebuah unknown number mengiriminya pesan, rencananya untuk berusaha merubah takdirnya, Kuroo yang benar-benar muncul setelahnya, lalu semua yang terjadi diantara Kuroo, Semi dan dirinya sampai sejauh ini.

“Waktu Kuroo bilang dia mau nyerah, aneh banget gue ngerasa ga rela padahal harusnya gue seneng kan soalnya kemungkinan rencana gue buat ngerubah apa yang udah gue liat semakin besar”

Shinsuke yang sedari tadi mendengarkan dengan seksama menganggukan kepalanya paham. Ia sedikit tidak percaya pada awalnya mengenai apa yang Alisa alami setelah dikirimi pesan oleh nomor tidak dikenal tapi ia tak melihat sedikitpun kebohongan dari kedua mata gadis itu.

“Lo nyaman sama Kuroo?”

Alisa mengangguk. “Gue seneng aja sih sama dia soalnya anaknya asik banget terus kita kayak klop gituloh temenannya. Asik juga diajak belajar, tapi pas udah deket-deket ujian nasional kita malah berhenti belajar bareng”

“Gue baru ketemu dia lagi pas prom kemarin. Tapi belum ngobrol banyak, Semi keburu ngajak gue masuk lagi. Abis itu Kuroo ngilang gatau kemana sampe sekarang, gue tanya temen-temennya ga ada yang tau juga”

“And you're sad?”

“Yahh mungkin? Gue ngerasa kehilangan sosok temen aja”

“Hmm i see...” Shinsuke mengangguk-angguk paham.

Kedua netra Shinsuke menatap lurus pada Alisa, tajam dan intens, terasa sedikit mengintimidasi. “Lo denial Sa”

“Menurut gue, tanpa sadar perasaan lo tuh udah kebagi. Sebagian untuk Semi, sebagian untuk Kuroo. Cuma lo berusaha mertahanin Semi karena setelah liat masa depan lo waktu itu, lo lagi deket dan sukanya sama Semi.

Even kalo sekarang perasaan lo maunya Kuroo, lo bakal denial dengan alasan lo mesti pertahanin hubungan lo sama Semi supaya kalian bisa bareng di masa depan soalnya hubungan kalian dah berjalan lama”

Ucapan Shinsuke sukses membuat Alisa terdiam. Benarkah begitu? Apa iya perasaannya selama ini telah terbagi secara tidak sadar? Apa iya perasaan-perasaan yang dirasakannya kepada Kuroo adalah bagian dari perasaan suka nya yang dulu hanya milik Semi?

Apa benar kalau selama ini dirinya hanya denial dan tetap berusaha meyakinkan kalau perasaannya memang hanya untuk Semi, tidak terkikis sama sekali, tidak terbagi sama sekali?

“Aduh bingung sumpahh” ujar Alisa setengah frustasi, ia tidak percaya kalau urusan perasaan ternyata bisa semembingungkan ini.

“Gausah gegabah Sa, lo pikirin aja dulu baik-baik kalo perasaan lo tuh sebenernya kayak gimana atau untuk siapa”

“Eh tapi Shin, waktu gue lagi sering-seringnya belajar sama hangout bareng Kuroo,  si unknown nih pernah ngechat beberapa kali katanya 'kalau kamu sudah membiarkan orang itu masuk ke kehidupanmu, maka berhati-hati lah karena ia dapat merusak rencanamu dalam mengubah takdir'

“Tapi karena gue bingung jadi gue biarin aja itu chatnya”

Shinsuke mengernyitkan keningnya mendengar ucapan Alisa. Mencoba memahami.

“Kuroo udah masuk ke hidup lo, berarti ada potensi rencana lo sebenernya udah rusak? Lo juga cerita kan kalau si unknown di awal pernah bilang 'jangan sampe dia masuk ke kehidupanmu karena usahamu akan jadi sia-sia'

Kuroo udah masuk di hidup lo, berarti bisa jadi rencana lo sebenernya udah sia-sia dong?”