kembali lagi
Koushi masih saja memandangi Eita dengan ekspresi yang tak dapat diartikan, antara bingung, terkejut, tidak menyangka, juga kagum disaat yang bersamaan.
“Kou, udah ah liatinnya, gue ngeri mata lo keluar” ujar Eita seraya mendorong wajah sang kembaran dengan telapak tangan besarnya.
Saat Eita hendak menarik tangannya, Koushi malah menahannya kemudian menggenggamnya seraya menggumam. “Perasaan baru kemarin tangan ini kecil, cuma muat jari telunjuk gue doang di genggamannya, sekarang tiba-tiba dah gede aja”
“Hah? Ngomong apa sih Kou? Lo aneh banget sumpah daritadi”
Koushi berdecak, “lo ga cek hp lo apa gimana? ga sadar?”
Eita menaikan sebelah alisnya, bingung dengan perkataan Koushi. Namun ketika jarinya baru saja bergulir di kolom chat, suara pintu terbuka disusul teriakan serempak mencuri atensinya.
“EITAAAA” disana ada Kuroo, Oikawa, Iwaizumi, Atsumu, dan Suna yang dengan rusuhnya menghampiri si surai blonde ash.
“Kenapa sih? Pergi lu anjing geli banget” Eita berusaha melepaskan diri dari pelukan teman-temannya yang ia anggap kurang waras.
“Ya allah Eita please pake baju lo, gausah sok ganteng segala shirtless begitu” protes Atsumu.
“Ck sewot aja lu Tsum”
Sementara Eita pergi ke kamarnya untuk mengambil kaos, enam lelaki di ruang tamu itu saling melempar pandangan.
“Kok bisa?” Tanya Kuroo kepada Koushi.
“Gue juga gak tau anjir, tadi malem gue berdoa semoga Eita bisa balik ke wujud aslinya sebelum Senin besok, terus pas pagi dah tiba-tiba balik aja”
“Dih aneh, doa lu mujarab banget dah”
“Lagi ngomongin apa sih lo pada?”
Semuanya kembali ke posisi semula dimana sebelumnya mereka berkerumun sambil berbicara dengan suara berbisik.
“Ga ngomongin apa-apa”
“Lo pada ngapain kesini? Ganggu Minggu gue aja”
Lima lelaki itu kembali berpandangan. “Ya... pengen aja” ujar Atsumu sedikit canggung.
“Sumpah ya kalian tuh sebenernya kenapa? Koushi dari gue bangun tidur dah aneh, terus kalian di chat aneh, sekarang disini aneh lagi. Seaneh itu liat gue?”
“Iya soalnya biasa liat lo jadi bocil” celetuk Suna.
“HAH?! Ngomong apa anjir ngelantur banget”
“Coba buka dah hp lo, ada apa aja”
Eita membuka ponselnya, iya juga, barusan kan ia mau mengecek sesuatu seperti yang Koushi suruh tapi keburu terdistraksi oleh kedatangan teman-temannya.
“HAH INI SIAPA YANG PAKE HP GUE BANGSAT” pekik Eita ketika melihat isi ponselnya terutama aplikasi chatting.
“APAAN DEH INI?!”
Enam lelaki yang diminta kejelasannya oleh Eita justru malah berusaha menahan tawa walaupun akhirnya gagal dan tawa tetap lolos mengisi rumah besar itu.
“Selamat kamu kena preng”
“Ga lucu brengsek”
Eita sekali lagi menggulir ponselnya. “Ini typing siapa sih? berantakan banget, sepet mata gue”
“Typing lo lah? Itu kan hp lo”
Eita menggelengkan kepalanya, beberapa saat kemudian melempar ponselnya seraya berteriak. “SIAPAPUN YANG PINJEM HP GUE, GUE BENCI BANGET SAMA LO”
Teriakan Eita membuat mereka terperanjat terkejut. “Yaelah dibilang itu typing lo”
“Ta? kok telinga lo merah?” Koushi menajamkan penglihatannya demi memperjelas apakah yang dilihatnya benar atau tidak.
“PFFT HAHAHAHAHA SI EITA MALU ANJING” seru Suna seraya tertawa terbahak-bahak, disusul oleh yang lain. Atsumu bahkan sampai tertawa terpingkal-pingkal.
“Ngapain lo malu? Biasanya juga malu-maluin” ucapan Iwaizumi mendapat satu pukulan dari Eita yang wajahnya malah makin memerah.
Entah kenapa Eita merasa sangat malu melihat chat yang ada di ponselnya. Kenapa typing nya begitu? Kenapa ia mengatakan hal-hal seperti itu? Dan yang terpenting kenapa ia sangat sok imut? Eita tidak paham apa yang terjadi pada dirinya sebelumnya.
“Jelasin kek, jangan diejekin terus”
“Iya Eta bentar ya, kita jelasin bareng-bareng sama Shin nanti”
“NAMA GUE EITA”