kembali lagi (2)


“Ga kerasa ya, perasaan baru kemarin libur sekolah, kok besok dah sekolah lagi”

“Ya emang baru kemarin buat lo mah, kan selama liburan lo jadi bocil” gumam Bokuto membalas ucapan Shinsuke barusan.

Shinsuke menaikan alisnya. “Ngomong apa?” dibalas gelengan dari Bokuto.

Saat ini keduanya tengah berada di teras rumah. Bokuto duduk di kursi yang terletak tepat di teras sementara Shinsuke berdiri seraya menyandarkan punggungnya di pintu.

Sejak Shinsuke menghampirinya beberapa menit lalu, Bokuto masih belum berani melihat wajah kembarannya itu, takut.

“Lo sebenernya kenapa? Liat gue kayak liat setan”

“Lebih serem dari setan sih sebenernya”

“Maksud lo-

Suara klakson mobil menyela, membuat Shinsuke terpaksa tidak melanjutkan ucapannya dan melenggang pergi untuk membukakan gerbang.

Itu mobilnya Osamu, ia datang bersama dengan Akaashi. Mereka berdua langsung memeluk Shinsuke dengan heboh tepat setelah keluar dari mobil.

“Kenapa nih? Kok tiba-tiba meluk?”

“Ji beneran balik lagi Ji” ujar Osamu diangguki Akaashi.

“Bakal kangen Shin kecil” tambah Akaashi.

Shinsuke menggelengkan kepalanya, bingung dengan keanehan dua teman dan saudara kembarnya yang telah kabur kedalam rumah.

“Gue liat hp gue, bekas dipake siapa sih? Lo pada ada yang tau ga? Kok berantakan banget apalagi roomchatnya”

Ketiganya duduk diruang tamu, Osamu dan Akaashi bertukar pandang. “Ya dipake sama lo lah, masa sama kita”

“Gue ga merasa pake deh lagian mana mungkin gue ngetik kayak gitu, malu”

“Ngomong malu tapi datar banget muka sama suaranya” cibir Osamu.

Tak lama, Kenma datang, ia melongo sebentar ketika melihat Shinsuke. “Beneran berubah lagi dong..” gumamnya.

“Lo sama aja kayak Bokuto, Osamu, sama Akaashi. Apaan sih? Jelasin coba gue ga ngerti”

Kenma menggeleng. “Gila kok bisa kayak gini ya, cepet banget dalam satu malem berubah lagi”

“Doanya Bokuto kali, manjur banget buset” Akaashi berujar kagum.

“Bokuto nya mana?”

Shinsuke mengedikan bahu, “gak tau tuh aneh banget dari pagi gak mau liat gue, pake segala kabur-kaburan”

Tawa Osamu, Akaashi, Kenma tiba-tiba pecah. “Gue jadi Bokuto juga pasti shock banget sih”

“Shinsuke kecil dalam satu malem berubah jadi Shinsuke galak” Kenma menimpali ucapan Akaashi.

“Daritadi ngomongin Shinsuke kecil, Shinsuke kecil, maksudnya gimana? Gue jadi kecil?”

Kenma mengedikan bahunya. “Dari apa yang lo liat di hp lo itu, menurut lo gimana?”

Shinsuke membuka ponselnya, kembali meneliti keanehan yang ia temukan disana pagi tadi. Beberapa pesan dengan typing dirinya yang super berantakan, profil iMessage nya yang menjadi foto anak kecil, dan lainnya.

Tiba-tiba saja Shinsuke merasa malu setelah membaca ulang pesan-pesan di roomchat-nya. Ia tidak ingat pernah mengetik seperti ini, pernah menjadi semanis dan selucu ini, Shinsuke tak ingat sama sekali.

“BOKUTO INI LO KAN YANG BAJAK HP GUE?!”

“BUKAN GUE!”

“BOHONG. KELUAR LO, JELASIN KE GUE”

Kenma, Osamu, dan Akaashi menjadi penonton kehebohan Shinsuke yang balas-membalas teriakan dengan Bokuto yang sepertinya bersembunyi di kamarnya.

“ITU LO SENDIRI ANJIR”

“GAK MUNGKIN, YANG BEGINIAN SERINGNYA ULAH LO”

“TUHKAN GALAK, SEREM BANGET, JANGAN CARI-CARI GUE”

“Shin udah hahaha kasian Bokuto” sela Akaashi.

Shinsuke menghela nafasnya. “Kalian pasti tau sesuatu kan?”

Ketiga mengangguk bersamaan. “Yaudah jelasin” kemudian menggeleng bersamaan.

“Loh kenapa?? Ini aneh banget loh, gue ga habis pikir, bukan gue banget”

“Lo malu Shin?”

“Menurut lo aja gimana”

Osamu cekikikan mendengar jawaban Shinsuke.

“Ntar dijelasin kalo Koushi dah kesini”

“Kenapa mesti nungguin Koushi?”

Akaashi tersenyum, “Eita ngalamin hal yang sama kayak lo”