Kerja kelompok


Keesokan hari di sekolah, kamu tidak datang bersama Suna karena sudah janji akan menemani Kunimi membeli nasi uduk yang baru buka dan enak rasanya–menurut informasi dari tetangganya.

Ketika kamu sampai di kelas lalu duduk di sebelah Suna, lelaki itu langsung bercerita mengenai hari kemarin, acara jalan-jalan sepulang sekolahnya bersama Kaori.

Kamu tak punya pilihan selain mendengarkannya, sampai ceritanya harus berhenti karena datangnya guru setelah bel masuk berbunyi.

Di pelajaran ke lima, mata pelajaran Bahasa Indonesia, sang guru memberikan tugas berkelompok untuk dikerjakan.

“Baik, untuk tugas dari saya hari ini silahkan kalian bentuk kelompok yang terdiri dari dua orang, buat makalah mengenai materi yang saya jelaskan di minggu lalu dan hari ini. Supaya lebih cepat, kalian berkelompok dengan teman sebangku saja. Kumpulkan minggu depan.”

Kamu menghela nafas malas mendengar tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut. Harus membuat makalah, berkelompok pula. Untungnya kamu sekelompok dengan Suna, jadi lebih mudah untuk bekerja sama.

“Balik sekolah langsung kerjain yuk? Di rumah gue,” Suna mengusulkan. Kamu pun menyetujuinya karena menurutmu lebih cepat selesai lebih baik.


Seharian penuh ini rasanya kamu hanya mendengar nama Kaori keluar dari bibir Suna. Kamu kira dengan bekerja kelompok maka celotehan Suna mengenai gadis itu akan berhenti. Nyatanya keberuntungan belum berpihak padamu karena yang bersangkutan justru datang ke rumah Suna tepat ketika kalian akan mulai mengerjakan makalah yang ditugaskan.

Bukannya kamu tak mau mendengar cerita Suna ataupun benci dengan Kaori, hanya saja kamu merasa ingin istirahat sebentar dari per-Kaori-an yang sebenarnya selalu membuatmu berpikir berlebihan tentang hubungannya dengan Suna juga dengan Konoha. Sialnya, kamu tak punya kesempatan untuk menanyakannya.

“Halo, lo temennya Suna yang waktu itu kan? sorry ya kalo gue ganggu kerja kelompoknya,” ujarnya ramah.

“Iya gue yang waktu itu. Lo Kaori kan? by the way, gak ganggu kok santai aja,” kamu berusaha membalas keramahannya.

Hari ini kamu habiskan dengan bekerja kelompok diiringi kedekatan Suna dengan Kaori yang sukses membuatmu menjadi sulit fokus. Meski beberapa kali Kaori mengajakmu berbicara, begitupun dengan Suna, tetap saja rasanya kurang nyaman untukmu.

Beruntung kamu dapat menahannya sampai makalah jadi setengahnya. Kamu dan Suna sepakat untuk menyelesaikannya di lain hari, entah esok atau akhir pekan nanti. Ketika akhirnya Suna mengantarmu pulang sampai ke rumah, rasanya kamu dapat bernafas lega.