kronologi


“Gimana ceritanya sih kok bisa hilang?” Tanya Koushi ketika semuanya sampai dirumahnya.

“Gue lagi benerin keran, perasaan Shin dah gue wanti-wanti deh jangan kemana-mana, jangan macem-macem, tapi gatau anjir pas gue selesai tiba-tiba hilang”

Saat Bokuto menghampiri lokasi Hinata, Shinsuke langsung berlari ke arah saudara kembarnya itu kemudian memeluk erat sambil menangis. “Huhuhu Shin takut, Shin hilang, tidak ada Mas Boo Shin maaf” katanya sesenggukan.

Beruntung yang menemukan Shinsuke adalah Hinata yang merupakan adik kelas mereka. Meskipun tak begitu saling mengenal, setidaknya mereka tak perlu khawatir terjadi sesuatu dengan Shinsuke.

“Terus Shoyo gimana ceritanya bisa ketemu Shin?” Tanya Kenma pada lelaki bersurai orange itu.

“Tadi gue lagi jalan-jalan aja, agak jauhan sih dari taman, nah ngeliat anak kecil jalan sendiri sambil nangis. Gue samperin lah, terus ya gitu gue bawa dulu deh ke taman daripada bingung, soalnya ini pasti anak hilang” jelas Hinata.

“Lo bisa tau dia saudara Bokuto darimana?”

“Tempo hari gue mampir kesini. Terus main sama Eita, dia cerita katanya dia punya temen baik banget namanya Shinsuke. Rambutnya abu-abu ada itemnya, mirip sama temen Eita namanya Bo. Gue juga agak kenal sih warna rambutnya Kak Bokuto sama Shin ini makanya langsung yakin pasti ada hubungannya sama Kak Bokuto”

“Sumpah Shoyo gue makasih banget sama lo karena udah nemuin Shinsuke, kalo ga ada lo gatau lagi deh” entah sudah berapa kali Bokuto mengucap terima kasih membuat Hinata berkali-kali juga mengatakan tidak apa-apa, bukan hal besar kok.

“Sini gue kasih kecup”

“Hinata ga butuh kecupan lo itu, ga bisa jadi duit” celetukan Iwaizumi mengundang gelak tawa dari mereka semua.

Bokuto dan teman-temannya serta teman-teman Shinsuke akhirnya bisa bernafas lega setelah daritadi mencari dengan hati yang tidak tenang penuh kekhawatiran, apalagi Bokuto yang pikirannya sudah kemana-mana.

Kini Shinsuke sedang bermain dengan Eita. Mereka terlihat asyik, seakan tak ada kejadian apapun sebelumnya, iya sih anak kecil belum terlalu paham, Shinsuke hanya paham bahwa dirinya tadi dalam bahaya dan butuh pertolongan.

“Shin kenapa tadi pergi sendiri? Ngga izin dulu Mas Boo?” Tanya Akaashi lembut setelah dirasa Shinsuke dapat memberi jawaban.

“Shin mau bermain denggan Eta tapi Shin ingin pergi sendirian. Shin tidak mau bilang Mas Boo karena Mas Boo sibuk tidak bisa Shin ajak bermainkan jadi Shin pergi sendiri tapi Shin hilang. Padahal Shin tahu jalan rumah Eta harus kemana” jelas bocah itu dengan wajah polosnya. Eita disampingnya hanya ikut menyimak, entah paham atau tidak.

“Cincuke ndak boleh pergi sendirian, Kochi bilang berbahaya kalau kita pergi sendiri-sendiri. Nanti Cincuke bisa tertabrak mbin juga tau!” Eita berujar seraya menggerakan jari telunjuknya ke kanan dan kiri, membuat gestur tidak boleh.

Shinsuke memiringkan kepalanya penasaran, “Masa sih? Shin tidak akan pergi bersendirian lagi kalau begitu, Shin janji tidak buat Mas Boo pusing lagi” bocah itu kemudian menyodorkan jari kelingkingnya pada kembarannya.

“Shin janji denggan Mas Boo, ayo! Supaya agar Mas Boo tidak ada khawatir terhadap Shin lagi!!”

Bokuto menautkan kelingkingnya, tadinya ia ingin marah karena Shinsuke tidak izin terlebih dahulu kepadanya dan membuat banyak orang cemas, tapi tak bisa karena bocah ini terlalu gemas.

“Sudah yah Mas Boo, Shin denggan Mas Boo sudah berjanji. Sekarang Shin mau bermain lagi denggan Eta”

“Iyaa”

Cepat sekali Shinsuke kembali ceria lagi padahal beberapa saat lalu masih menangis meraung-raung seraya memeluk leher Bokuto dan menenggelamkan kepalanya disana karena takut.

“Ngakak anjir tadi Bokuto nangis sampe ingusnya meler” Atsmu berujar seraya menahan tawanya.

“NAMANYA PANIK?!!? Masalahnya nih ya kalo Shin hilang, ga ada gantinya, ntar gue gapunya kembaran lagi dong”

“Gue baru liat Bokuto sepanik itu. Rambut badainya yang tak tergoyahkan itu sampe turun anjir” Suna menimpali.

“Bener anjir itu rambut turunnya kalau panik doang kayaknya”

Habislah Bokuto jadi bulan-bulanan mereka karena reaksi lucunya ketika panik tadi.