lost


Semi berjalan terburu-buru menuju parkiran. Selama pelajaran tadi ia tak tenang karena kepikiran Suna. Perasaannya mengatakan ada sesuatu yang tak beres makanya ia ingin dengan cepat bertemu dengan Suna untuk memastikan bahwa lelaki itu baik-baik saja.

Motornya berhenti di minimarket tempat Suna bekerja, namun hanya ada Bang Ukai–bosnya yang berjaga. Ia mengatakan bahwa Suna sudah tak bekerja disana mulai hari ini.

Maka tanpa pikir panjang Semi langsung tancap gas menuju rumah Suna.

Rumah Suna nampak sepi seperti biasa, gerbang dan pintunya tidak terkunci. “Rin? Lo dimana?” Teriaknya.

Karena tak ada respon, Semi masuk ke kamar Suna–siapa tau pemuda itu ada disana dan masih tertidur seperti dugaan teman-temannya. Namun kosong.

Ia malah menemukan gitar milik Suna yang nampaknya sudah diperbaiki dengan secarik kertas bertuliskan “to eita: jagain baik-baik, benerinnya mahal”

Semi tak tahu mengapa ia merasa cemas. Ia kemudian berkeliling rumah Suna, mengecek ruangan demi ruangan mencari keberadaan Suna yang sebenarnya percuma karena rumah itu benar-benar kosong.

Ia mengeluarkan ponselnya, mengirimi Suna berbagai pesan yang bahkan tak dibaca–hanya terkirim saja.

Semi keluar, berniat mencari Suna di beberapa tempat–walaupun ia tak yakin Suna akan ada disana. Tapi kalau tidak dicoba tak akan tahu kan?


Berbagai tempat Semi kunjungi. Tempat yang pernah ada dalam cerita-cerita Suna, tempat yang pernah mereka kunjungi, dan beberapa tempat random yang Semi pikir Suna mungkin ada disana.

Semuanya nihil. Ia tak menemukan keberadaan lelaki yang tadinya akan ia jadikan pacar hari ini namun gagal.

Jam menunjukan pukul delapan malam. Semi akhirnya kembali lagi ke rumah Suna, berharap bahwa Suna akan segera pulang.

Ia terus mengirimi Suna pesan, lagi dan lagi berharap akan setidaknya sebuah balasan. Tangannya meraih gitar yang mungkin Suna sengaja berikan untuk Semi entah dengan tujuan apa.

Memetik nada-nada asal, menemani sepinya rumah Suna. Sampai Semi bosan sendiri lalu memejamkan matanya karena merasa hari ini sedikit melelahkan–mencari Suna kesana kemari, belum lagi ia kecewa karena rencana nembak Suna nya gagal.

Tanpa sadar Semi ketiduran. Tidurnya gusar, ia tak nyaman. Lalu notifikasi ponsel yang begitu berisik sukses membuatnya kembali bangun pada pukul sebelas malam.