meet you (again)
“Loh mbak shift pagi? Tapi katanya Mbak Saeko datang kok hari ini?” Keiji kebingungan ketika menemukan Alisa ada di cafe pada pukul sepuluh pagi.
Alisa tertawa. “Ngga Ji, aku mau ketemu orang, bukan mau kerja kok”
Keiji membulatkan mulutnya dan mengangguk sebagai respon.
Alisa kemudian mengambil tempat duduk di ujung belakang, agar lebih tenang dan tidak terlalu tersorot saja. Lima belas menit menunggu, Alisa sedikit dikejutkan dengan kehadiran lelaki jangkung yang tidak lain adalah Kuroo Tetsurou.
“Pagi Sa, sorry telat” sapanya seraya tersenyum lebar.
Alisa diam untuk beberapa saat, sedikit canggung karena ini pertama kali mereka bertemu lagi setelah dua tahun lebih. Kuroo terlihat sedikit berbeda, ia lebih tinggi, rambutnya lebih pendek, dan yang terpenting ada kacamata yang bertengger pada batang hidung mancungnya.
“E-eh iya gapapa kok santai”
Mereka berbasa-basi sebentar, bertanya kabar dan lainnya sampai pesanan mereka datang. Setelah meminum kopinya, Kuroo bertanya terlebih dahulu.
“Lo sama Semi ldr dong ya?”
“Iya. Tapi bentar deh sebelum bahas gue, gue mau denger cerita lo dulu”
Kuroo terlihat menimbang-nimbang kiranya harus mulai darimana ia bercerita.
“Waktu itu gue gagal SNM kan, lo tau sendiri. Otomatis gue daftar SBM, UTBK waktu itu harusnya satu apa dua hari setelah prom gue agak lupa. Tapi pagi setelah prom, gue ditelepon kalo ayah kecelakaan” Kuroo menghela nafasnya sejenak.
“Gue ga tinggal sama ayah, beliau di luar kota. Terpaksa lah gue susulin, ternyata lumayan parah, sempet koma malah. Gue mesti jagain beliau karena ya siapa lagi selain gue kan? Akhirnya gue ga ikutan UTBK, ada ujian mandiri gue pikir tapi tepat pas mau ujian mandiri kakek gue meninggal. Sumpah deh kalo dipikir lagi waktu itu takdir kayak sengaja banget mempermainkan gue.
Ayah belum sembuh, kakek meninggal, tinggal gue sama nenek disana. I was at my lowest point, mesti ngerawat ayah yang sakit dan nenek, ga bisa kuliah pula mesti gap year. Gue memutuskan tinggal sama ayah, ngilang dari temen temen gue karena takut sakit hati ngeliat mereka udah pada kuliah sementara gue belum, kerja juga ngga. Jadi ya gitu, setahun kemudian semuanya udah mulai normal dan gue ambil lagi SBM, kuliah disini, endingnya tetep jauh lagi sih dari ayah sama nenek”
Alisa menyimak cerita Kuroo dengan seksama, menurutnya Kuroo kuat sekali harus merawat ayah yang sakit karena kecelakaan lalu neneknya yang pastinya hal itu tidaklah mudah, serta membiarkan keinginannya untuk kuliah tertunda dimana Alisa tahu bahwa Kuroo orang yang sangat berambisi dalam menuntut ilmu.
“Terus kok lo ga bisa dihubungi?”
“Hp gue ilang, apesnya emang berturut-turut banget. Gue ga inget sama sekali data di hp lama, jadi ya nomor baru, sosmed baru. Sebenernya gue bisa aja sih ngehubungin temen-temen gue dari Twitter atau Instagram tapi gue waktu itu kan lagi mau ngilang makanya gue biarin aja lost contact sampe setahun. Tahun berikutnya setelah gue keterima kuliah, gue mulai deh komunikasi lagi sama mereka” jelas Kuroo.
Alisa menganggukan kepalanya paham. “Turut berduka ya buat kakek lo, maaf telat. Sorry juga lo jadi harus nyeritain semuanya ke gue”
“Elah santai kali, gue emang niatnya nyeritain ini kok kalo kita ketemu lagi. Lagian itu udah satu dua tahun yang lalu, gue udah bangkit lagi sekarang” Kuroo tersenyum membuat Alisa mau tak mau melakukan hal serupa.
“Lo kuat banget Kur, seriusan gue salut sama lo”
“Hahaha thank you. Kalo lo gimana? Ada cerita apa aja dua tahun ini? Kok milih kuliah disini?”
“Kalo kuliah ga ada alesan khusus sih, pengen aja. Dua tahun terakhir sebenernya ga banyak yang berubah juga”
Setelahnya Alisa menceritakan soal bagaimana reaksi orang-orang sekitarnya ketika ia mengatakan bahwa sebenarnya ia memilih kampus diluar kota setelah sekian lama hanya diam setiap ditanyakan kampus tujuan.
Lalu perjuangannya pada tahun-tahun pertama pindah kesini, pekerjaan sampingannya, kesehariannya sebagai mahasiswa, komunikasinya dengan teman dan keluarga, serta hubungannya dengan Semi. Alisa benar-benar berbagi banyak hal kepada Kuroo, membiarkan Kuroo mendengarkan semua ceritanya.
Sesekali ketika Alisa selesai dengan cerita yang satu, diselingi juga dengan cerita dari Kuroo. Mereka bercerita banyak sekali hal, sampai tak terasa waktu menunjukan pukul satu siang.
Mereka sepakat untuk pindah dan mencari tempat makan terdekat untuk makan siang sambil lanjut membicarakan hal-hal lain, melepas rindu setelah lama tak bertemu, berbagi canda dan tawa yang terakhir kali mereka bagi ketika SMA dulu.
Jauh di dalam lubuk hati keduanya, mereka sama-sama senang karena dipertemukan kembali saat ini. Mereka merasa seperti menemukan sesuatu yang telah lama hilang dan telah mereka cari kemana-mana.