sayap yang patah karena keegoisannya
disclaimer: konsep peri disini agak beda dari konsep peri pada umumnya, jadi keseluruhan ide dan cerita ini murni dari hasil imajinasi aku. enjoy!
Ada satu rahasia yang tak diketahui siapapun di dunia penuh makhluk bersayap indah ini, rahasia yang jika sedikit saja terbongkar bisa membuat 'si pemilik' menerima resiko terburuk.
Rahasia tentang Suna Rintarou–peri keji tanpa ampun yang tak berdaya di hadapan Semi Eita peri pembawa mimpi indah yang disegani siapapun karena kebaikannya.
Siapa yang menyangka seorang peri yang bahkan telah membuat puluhan peri dari bangsanya sendiri mati kehilangan sayap akan kalah dengan perasaan gila seperti cinta pada peri yang jelas-jelas bertolakbelakang dengan dirinya.
Rintarou ditakuti oleh siapapun, Eita disegani oleh siapapun. Dan di depan Semi Eita, Rintarou seperti kehilangan kekuasaan atas segalanya bahkan atas dirinya sendiri. Di hadapan Semi Eita, Rintarou menjadi sosok manis penuh senyuman dimana senyum sama sekali tak ada dalam kamusnya selama ini.
“Pernah kepikiran ga sih Ta, kenapa kita terlahir sebagai peri bukan sebagai manusia?”
“Kok gitu? Emangnya jadi manusia lebih enak daripada jadi peri?” Eita bertanya balik pada Rintarou yang sibuk menghalangi sinar matahari yang menyoroti wajahnya.
Eita menyingkirkan tangan Rintarou dari wajahnya, kemudian mengangkat telapak tangannya beberapa senti dari wajah menawan Rintarou demi menggantikannya menghalangi sinar matahari.
“Ngga sih, ngga tau... Tapi beberapa hal bakal lebih mudah kalo kita manusia, iya kan?”
“Contohnya?”
“Contohnya jatuh cinta. Kalo kita dilahirkan sebagai manusia, jatuh cinta ga akan serumit ini. Jatuh cinta ga akan jadi rahasia, kita ga perlu sembunyi-sembunyi gini diem-diem ngelawan takdir”
Eita terkekeh kemudian mengecup kening Rintarou yang sejak tadi berbaring dengan pahanya sebagai alas kepala.
“Aneh. Kita juga ga serumit itu kok, cuma mesti diem-diem aja”
“Kamu yang aneh. Jelas-jelas peraturan disini bilang kalo peri jahat gaboleh jatuh cinta sama peri baik begitupun sebaliknya. Tinggal nunggu waktu aja, salah satu dari kita ga akan berakhir baik Ta”
Sayap yang sedari tadi beristirahat tiba-tiba terbentang, membuat Rintarou sedikit terkejut. Namun tak berlangsung lama karena di detik berikutnya matanya berbinar mengagumi betapa cantik dan berkilauan sayap milik Eita.
“Then i'll make these wings not shine anymore“ Eita berujar yakin, sorotnya tegas menusuk netra milik Rintarou.
“Jangan gila Ta. Your wings are beautiful, kalo ada sayap yang mesti dikorbanin it must be my wings“
Rintarou duduk menghadap Eita, mulai menbentangkan sayapnya yang berwarna senada langit malam–tanpa sedikitpun sinar tentu saja.
“I kinda hate my wings, they're not shining like yours. Dan kalo suatu saat kamu ingin egois, biar sayap aku aja ya yang jadi korban? Sayap kamu harus tetep bersinar”
Dentuman keras disertai cahaya yang memancar menembus langit membuat siapapun yang melihatnya terkejut, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi lalu mencari darimana dentuman itu berasal.
Aturan dalam dunia peri; mereka yang saling mencintai harus memiliki sinar yang sama. Artinya, diantara dua peri yang jatuh cinta, sangat dilarang jika sayap salah satunya jauh lebih bersinar daripada yang lainnya.
Dan itu yang terjadi pada Eita serta Rintarou.
“Aturan dibuat bukan untuk sembarang pajangan atau gertakan. Aturan dibuat untuk dipatuhi karena selalu ada resiko yang harus dibayar pada setiap pelanggaran”
“Pertanyaannya, apakah harga yang dibayar setimpal dengan keinginan kamu? Setimpal dengan ego kamu?”
Tidak, jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan pada Eita tempo hari adalah tidak. Eita telah menjadi orang paling egois yang mengorbankan satu-satunya orang yang ia cintai demi sesuatu yang sebenarnya sudah pasti akhirnya.
Ia mengorbankan Rintarou. Eita telah mematahkan sayapnya, membuatnya terduduk lemah setelah dentuman tadi. Semuanya berjalan dengan cepat, dan saat sadar Rintarou sudah kehilangan sayapnya.
“Eita...” Rintarou merintih kesakitan, rasanya seperti punggungnya dibakar lalu dipukul benda yang sangat berat dan keras.
“Rin sorry... I'm sorry“
Rintarou memang peri jahat yang sangat kejam, siapapun yang melihat akan berusaha menghindar, ia dibenci banyak orang kecuali Eita.
Namun Eita lebih jahat lagi. Ia memang tak menghindar dari Rintarou, ketika peri lain membencinya, ia justru mengaguminya. Ia mencintainya, tapi ia juga yang menghancurkannya.
Seorang Semi Eita, peri dengan sifat yang disukai oleh peri bahkan manusia ternyata peri yang lebih kejam daripada peri yang memiliki titel terkejam itu sendiri.
“Rin sorry i'm sorry, semuanya salah aku. Kalo aja aku ga egois, kamu ga akan jadi kayak gini, Rin sorry” air matanya tumpah seiring bibirnya mengucapkan ribuan kalimat maaf.
“Kamu mau bilang maaf sampe jutaan kali juga udah terlambat Ta” Rintarou terkekeh kecil.
“Rin, aku bakal coba perbaiki semuanya. I promise you'll get your wings back“
“Ta, you already knew the risk. Kamu ga akan bisa”
Rintarou dengan susah payah menegakkan duduknya berhadapan dengan Eita, ia menyentuh sayap Eita yang entah perasaannya saja atau memang kini nampak tiga kali lebih cantik dan bersinar.
“These are beautiful wings, but they broke my wings” katanya masih menyentuh sepasang sayap Eita dengan lembut. “Masih kerasa waktu ini nempel sama sayap aku, sebelum sayap aku akhirnya sobek pertanda kita memang gabisa bareng-bareng dan salah satu dari kita mesti hancur”
Kedua peri yang saling jatuh cinta dapat menyatukan sayapnya untuk ibaratnya meresmikan hubungan mereka, sayap mereka akan lebih bersinar setelah disatukan, itu tandanya mereka telah menjadi milik satu sama lain.
Itu yang Eita lakukan, ingin membuktikan bahwa ia bisa membuat Rintarou menjadi miliknya, menghiraukan aturan serta resikonya, berpikir bahwa kisah cinta keduanya akan berhasil jika mereka mencoba.
“Ada harga yang harus dibayar pada setiap pelanggaran. Aku bayarannya Ta. I lost my wings, terus apa artinya peri tanpa sayap? Ga ada”
“Rin please Rin sorry, don't give up aku bakal terus cari cara supaya sayap kamu bisa diperbaiki and we can live together again. Like we used to“
“Ngga Eita. Dari awal kita emang gabisa bareng. Sebenernya mau gimanapun cuma ada 2 pilihan buat kita.
Pertama kita menyerah, jangan pernah berhubungan lagi dan menjalani hidup masing-masing. Yang kedua, kalo kita maksa untuk tetep bareng pada akhirnya pasti salah satu dari kita berakhir ga baik kayak sekarang”
Eita semakin tak bisa menahan air matanya, ia terlihat putus asa, terus menggenggam tangan Rin mencoba meyakinkannya bahwa Rin akan baik-baik saja jika ia mencari cara.
“Aku ikhlas kok Ta. Aku kan pernah bilang kalo ada yang mesti dikorbanin, itu pasti sayap aku. Setidaknya sekarang aku tau kalo perasaan kamu ke aku emang sebegitu besar. Dan perasaanku sama besarnya buat kamu. Ta, jaga diri baik-baik ya? Kamu gaboleh terus-terusan sedih” meski memaksakan senyumnya, Rintarou terlihat kentara sedang menahan sakit yang teramat sangat besar.
“No Rin no pleasel”
Rintarou memeluk Eita erat, menahan isakannya yang terasa sudah berada di ujung kerongkongan. “Kalo nanti kita terlahir kembali sebagai manusia, let's meet and let's fall in love again sebagai Eita dan Rin yang baru”
Pelukannya melemah, rasa sakitnya membesar. “I love you Eita. Let's meet again in another universe, as a human. Semoga takdir bisa lebih berbaik hati sama kita nanti”
Ketika itu, semua peri menjadi saksi atas lemahnya seorang Rintarou di hadapan Eita, atas egoisnya Eita terhadap Rintarou. Mereka menyaksikan bagaimana yang kejam menjadi baik dan yang baik menjadi kejam.
Bagaimana Eita dan egonya benar-benar menang atas Rintarou. “I love you too Rin, please wait for me in another universe and let's fall in love again”
thank you for reading! sangat menerima kritik, masukan, dll. leave your feedback here:
https://secreto.site/id/17852795