sekedar teman, boleh kan?


Alisa mengernyitkan keningnya bingung saat Kuroo membelokan motornya di sebuah warung tenda.

“Mampir dulu boleh? Sekalian mau beliin buat adik lo tadi dia chat gue nitip katanya”

“Lo bilang ke Lev kalo gue dianterin lo baliknya?”

Kuroo mengangguk seraya berjalan ke arah penjual nasi goreng lalu memesan beberapa bungkus.

Mau tidak mau Alisa ikut duduk dengan Kuroo, menunggu nasi goreng pesanan lelaki itu jadi. Meski sebenarnya ia sedikit kesal karena ini sudah malam dan ia ingin cepat-cepat sampai rumah.

“Sorry”

Alisa menoleh ke sumber suara, nampaknya masih ada yang ingin ia katakan. “Sorry udah gangguin lo selama ini”

“Gue sadar selama ini gue annoying. Gangguin lo di sekolah, di dm, bahkan pernah spam chat. Semua yang gue lakuin mungkin bikin lo risih dan ga nyaman makanya gue minta maaf” Kuroo mengalihkan pandangannya kepada gadis di sebelahnya.

Alisa tak tahu harus bagaimana menimpalinya jadi ia hanya mendengus lalu membalas “kemana aja lo selama ini? Kok baru sadar lo annoying”

Ucapan ketus Alisa dibalas tawa oleh Kuroo. “Iya sorry. Apa itu juga alasan kenapa lo keliatan benci banget sama gue? I mean, lo kalo ketemu gue kayak yang risih terus males dan selalu ngehindar”

“Bukan sih.. kalo itu gue punya alasan lain. TAPI ga akan gue kasih tau”

Kuroo mengangguk paham. “Yaudah kalo emang ga mau kasih tau. Tapi bisa ga kita temenan aja? Kayak biasa gitu kayak lo sama Yaku. Gaenak banget jujur dimusuhin lo terus”

“Siapa yang musuhin juga”

Setelahnya Alisa terdiam, ia memikirkan opsi 'berteman' seperti yang dikatakan Kuroo. Apakah bisa? Apakah aman? Apakah berpengaruh atau tidak?

Selama tak melibatkan perasaan yang dapat mengganggu hubungannya dengan Semi, seharusnya bukan masalah. Pertemanan, adalah hal yang wajar kan?

“Temenan biasa gitu maksud lo? No flirting, no feeling?”

“Kalo flirting ga jamin sih, emangnya temen-temen deket lo gapernah apa flirting? Maksudnya bercandaan doang gitu”

“Pernah sih. Yaudah yang penting no feeling. Karena gue gamau nyesel nantinya”

Meski Kuroo tak mengerti apa yang akan Alisa sesali jika gadis itu memiliki perasaan kepadanya tapi ia tetap menyetujui. Apapun asal ia bisa berdamai dengan gadis yang disukainya itu.

“Jadi deal nih temenan? Ga akan jutek dan ngehindar lagi kan kalo ketemu gue?”

“Iya bawel asal lo nya jangan rese aja”

Setelah pesanan nasi goreng milik Kuroo selesai, mereka langsung pergi menuju ke rumah Alisa sebelum malam semakin larut.

“Nih buat lo, mama, ayah, sama Lev” Kuroo memberikan kresek yang lumayan besar setelah mengambil kresek kecil berisi nasi goreng miliknya.

“Eh sumpah ini jadi berapa?” Alisa merogoh saku seragamnya untuk mengambil uang.

“Gausah Sa” cegah Kuroo. “Gue emang niat beliin buat semuanya. Masa iya cuma Lev doang yang dikasih, mama sama ayah lo ngga”

Alisa berterimakasih berulang kali sampai Kuroo tertawa dibuatnya. “Makasih mulu kayak pegawai indomerit. Lagian cuma nasi goreng bukan berlian ini”

“Yaudah deh. Makasih semuanya ya Kuroo, gue masuk dulu. Lo hati-hati dijalan”

“Alisa” satu panggilan dari Kuroo membuat Alisa menghentikan gerakannya membuka gerbang rumah lalu menoleh lagi ke belakang.

“Kenapa?”

“Gue boleh ya tetep suka sama lo? Tapi jangan jutekin gue. Gue juga bakal berusaha sebisa mungkin jadi temen yang baik dan ga bikin lo risih. Kita tetep temenan kayak perjanjian awal tadi”

Alisa tak tahu harus mengucapkan apa sebagai balasan jadi ia hanya mematung memandangi Kuroo yang sudah menyalakan kembali motornya.

“Gue pulang dulu ya. Goodnight Sa, sleep tight” katanya lalu pergi meninggalkan rumah dan pemiliknya dalam keadaan bengong.

“Kenapa harus izin segala sih.. bikin bingung aja lo Kuroo”