day 6 ; tentang suna

SemiSuna au 7 days ;
day 6 part 3
tw // mention of death , suicide , depression , accident .


Suna tak pernah ingin dilahirkan, bukan maksud tak bersyukur telah diberi kesempatan hidup. Tapi ia merasa percuma ia dilahirkan kalau hanya untuk disiksa oleh takdir.

Pasca melahirkan, ibunya Suna mengalami Postpartum depression atau depresi pasca melahirkan sampai sebulan lamanya. Suna beberapa kali hampir dilukai oleh ibunya sendiri karena hal itu, untungnya ayahnya dapat mencegah.

Ketika Suna beranjak tiga tahun, orang tuanya kerap kali bertengkar. Membanting barang, membentak, memukul, ah semuanya sudah Suna lihat sejak kecil.

Ibunya pergi entah kemana, menelantarkannya dengan ayahnya. Lalu saat Suna berumur lima tahun, ayahnya mengalami kecelakaan hingga membuatnya tewas.

Suna kecil tak mengerti saat itu, ia kerap bertanya-tanya kemana ayahnya pergi? Kenapa tak pernah pulang ke rumah lagi? Dan kenapa ia dibawa ke rumah om nya?

Ia dirawat oleh adik ayahnya yang saat itu belum menikah. Dua tahun kemudian, om nya menikah dan berkeluarga. Di umurnya yang ke delapan, Suna dipindah asuh ke teman lama ayahnya yang baru kembali dari luar negeri karena om nya sudah tak sanggup lagi menanggung biaya hidup keluarganya ditambah Suna.

Di teman lama ayahnya ini ia mendapat hidup yang cukup enak. Ia seorang duda tapi tak memiliki anak makanya beliau mau mengurus Suna. Suna diurus dengan kasih sayang sampai ia menginjak bangku SMP.

Saat kelas tujuh, ayah angkatnya itu meninggal dunia karena serangan jantung meninggalkan Suna bersama keluarga beliau yang sifatnya jauh berbeda.

Tipikal orang kaya yang tamak dan menyebalkan. Mereka merebut semua yang ayah angkatnya wariskan untuk Suna dan menelantarkannya. Hanya memberinya satu rumah yang sampai saat ini ia tinggali.

Sejak SD, Suna tak pernah punya teman karena kemampuan sosialisasinya yang buruk. Ditambah ia tumbuh di lingkungan yang tak stabil membuat emosinya juga tak stabil, ia menjadi seorang yang tempramen.

Kelas 4 SD ia sudah berani memukul orang yang membully-nya sampai tulang rahangnya bergeser. Rumor tentang sikap buruk dan tempramen Suna terus berlanjut sampai SMA.

Karena imagenya sudah buruk di mata orang-orang maka sekalian saja Suna benar-benar jadi buruk. Mencari masalah, bertengkar sana-sini, membuat orang-orang membencinya.

Suna mendapat uang dari tabungan ayahnya dan ayah angkatnya yang untung sempat Suna amankan sebelumnya.

Kemudian pada kelas 1 SMA, ia sadar bahwa tabungan itu pasti habis dalam waktu dekat makanya ia mencari kerja.

Dengan tampang yang bisa dibilang seram dan kata-katanya yang menusuk apalagi usianya yang masih dibawah umur, pasti sulit mencari kerja.

Untungnya Ukai–pemilik minimarket tempatnya bekerja sampai sekarang mau menerimanya karena ia membutuhkan pekerja, tak peduli bagaimana bentuk atau perangainya asal tak mengganggu kerjaan dan tak membuat pelanggannya pergi, ia tak masalah.

Sudah sejak lama Suna merasa bahwa ia tak punya lagi alasan untuk hidup. Jika tidak mengingat keinginannya mungkin ia sudah bunuh diri sejak dulu.

Tapi ia ingin setidaknya menikmati hidupnya sebelum menghadapi kematian. Maka disinilah ia, mengumpulkan uang demi melakukan 4 hal yang ada di daftarnya sebelum kemudian bunuh diri.

Dan semuanya akan terwujud sekaligus berakhir pada lusa, hari Senin. Namun sial, kehadiran Semi yang belum genap seminggu berhasil mengguncang pendiriannya.

Haruskah ia tetap bunuh diri? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, karena Suna merasa perlahan-lahan ia kembali 'hidup' dan memiliki alasan.