the boys with shinsuke


“Eh sorry ya kalo ngerepotin”

“Santai, kayak sama siapa aja” ujar Akaashi sambil tersenyum. Nampak jelas dari wajah Bokuto kalo pemuda itu memang butuh istirahat.

“Shin hati-hati ya sama mas mas” pesan Bokuto yang hanya dibalas anggukan singkat Shinsuke, bocah itu masih takut dengan Bokuto jadinya bereaksi seadanya, Bokuto tersenyum maklum, salahnya sendiri.

Osamu yang menyetir kali ini, dengan Kenma menemani di depan sementara Akaashi dan Shinsuke di belakang.

Pembawaan Akaashi yang pada dasarnya lembut membuat Shinsuke lebih nyaman dan mulai banyak berbicara, tidak diam seperti sebelumnya.

“Mas Kaaci kita mau kemana?”

“Mas Kaaci gatau, Mas Kengma sama Mas Camu yang tau”

Kenma menoleh, mendapati Shinsuke melemparkan tatapan bertanyanya yang polos. “Liat nanti aja” ujarnya kemudian mengalihkan pandangan kembali ke depan membuat Shinsuke mengernyit bingung.


“Waahh Mas Kengma bawa kan Shin kesini?” Ujar Shinsuke antusias. Kedua matanya menatap takjub pada birunya air dan ikan-ikan yang berenang.

Kenma mengangguk, ia berjongkok di sebelah Shinsuke. “Suka?” tanyanya dibalas anggukan beberapa kali.

“Terima sih Mas Kengma, Mas Kaaci, Mas Camu sudah bawa kan Shin kesini” ujar Shinsuke kemudian memeluk leher Kenma yang masih berjongkok.

Osamu dan Akaashi tersenyum melihat betapa bahagianya Shinsuke diajak kemari. Syukurlah pilihan mereka tidak salah.

Kemudian berkelilinglah mereka, melihat berbagai jenis ikan yang membuat Shinsuke antusias. Ia bahkan sampai beberapa kali menempelkan wajahnya di kaca aquarium demi melihat lebih jelas pemandangan dibaliknya.

“Shin mukanya jangan ditempel-tempel gitu” tegur Osamu.

“Shin mwwau mewiwat ikwan denggawn jewas!!” (Shin mau melihat ikan dengan jelas) katanya membuat yang mendengarnya tertawa gemas.

Sepertinya hari ini Shinsuke lebih bawel dari biasanya, ia bahkan meminta Akaashi untuk menggendongnya agar ia bisa melihat ikan-ikan di tempat yang lebih tinggi.

“Mas Kaaci kalau Shin memasuk ke sana bersama ikan-ikan, Shin akan dimakan ikan-ikan tidak?”

Akaashi terkekeh. “Shin bakal dimakan sama ikan-ikan yang besar. Lagian kalo Shin masuk kesana ntar gabisa nafas”

“Memang kenapah tidak bisa ber napas?”

“Kan itu air, manusia gabisa bernafas didalam air, ntar pingsan”

Shinsuke membulatkan mulutnya dengan kedua mata ikut membulat lucu, kemudian pandangannya dialihkan lagi ke sekitar.

“Mas Kengma denggan Mas Camu kemana Mas Kaaci?”

Akaashi menunjuk sebuah spot dimana Kenma sedang menjadi juru foto dadakannya Osamu. “Disana, lagi foto. Mau kesana? Kita ikut foto”

Shinsuke mengangguk. “Mau!!”

“Mas Kengma! Shin mau difotokan denggan Mas Kaaci, denggan ikan besar-besar!!” ujarnya antusias.

“Mas Camu ga diajak?”

“Tidak dulu yah Mas Camu, Shin berfoto dulu denggan Mas Kaaci baru berfoto denggan Mas Camu”

Osamu tersenyum seraya mengangguk, ia kemudian berdiri di sebelah Kenma, membantu lelaki itu untuk memotret Akaashi beserta Shinsuke.

Akaashi mengulas senyumnya seperti biasa, sementara Shinsuke tersenyum lebar menunjukan deretan giginya seraya memeluk leher Akaashi.

“Udah, sekarang gantian foto bareng Mas Ken” Kenma memberikan ponselnya ke Osamu agar bisa bergantian difoto bersama Shinsuke.

“Mas Kengma ayo berfoto nya disana!” Tunjuk Shinsuke ke sisi lain dari posisi mereka kali ini.

Kaki kecilnya kemudian berlari duluan menembus kerumunan, untung saja rambut putih hitamnya yang khas terlihat cukup kontras diantara pengunjung lain, jadi meskipun kecil, Kenma, Osamu serta Akaashi bisa menyusulnya dengan mudah.

Setelah berfoto dengan Kenma, Shinsuke menunjuk tempat lain lagi untuk berfoto dengan Osamu, ia berlari lagi mendahului ketiganya. Shinsuke sangat aktif hari ini.

“Sudah berfoto denggan banyak-banyak ikan, Shin senang!!” ujarnya ketika mereka memutuskan untuk keluar dan mencari makanan.

“Shin tadi foto sama ikan apa aja coba?”

“Denggan ikan.. hmmm ikan apa yah Mas Kaaci?” Bukannya menjawab pertanyaan Osamu, Shinsuke malah balik bertanya.

“Pokoknya banyak, suruh Mas Camu cari sendiri aja jenisnya”

“Yee elu mah Ji gue kan mau jailin Shin” ujar Osamu sebal.

Akaashi tertawa, Shinsuke yang sebenarnya tidak mengerti pun ikut tertawa. “Tawa Mas Kaaci ganteng”

“Makasihh” sungguh, kalau boleh, Akaashi ingin sekali menggigit pipi Shinsuke karena gemas.

“Kita mau makan apa nih?”

“Hunting street food yukk deket sini ada” usul Osamu dengan cengiran lebarnya.

“Otak lu kalo soal makanan gercep banget”

“Woiya jelas. Gimana mau ga? Shin mau?”

Shinsuke mengangguk, lagipula ia tidak tahu street food yang dibicarakan itu makanan seperti apa, belum pernah dengar. “Shin ikut Mas Mas sajah”


Kenma dan Akaashi menggelengkan kepala heran melihat Osamu dan Shinsuke yang sudah membawa banyak makanan di kedua tangan mereka, dan jangan lupa pipi menggembung yang bergerak seirama kunyahan di mulut mereka.

“Kok kalian ga jajan?” Tanya Osamu.

Kenma menggeleng. “Gue kenyang duluan liat lu sama Shin jajan segitu banyak”

“Maw Kewmaw, Maw Kaawi kenwapwah twidaw jwajwan? Swemwuwa jwajwan ewnak ewnak! Shin swuka ini” ujar Shinsuke dengan mulut penuh, lalu memperlihatkan cireng di tangannya.

(Mas Kenma, Mas kaaci kenapa tidak jajan? Semua jajanan enak enak! Shin suka ini)

“Shin aja jajan yang kenyang. Kita cari tempat duduk yuk”

Pada akhirnya Osamu dan Shinsuke lah yang banyak jajan dan makan, Kenma dan Akaashi hanya membeli seporsi makanan berat.

“Abis ini balik?” Tanya Osamu, ia sudah tak mengunyah lagi sekarang, kenyang.

“Pengen nginep” ujar Kenma. Akaashi dan Osamu mengangguk, mereka juga ingin.

“Tanya coba ke Bokuto, Shin boleh nginep ga? Kalau boleh, nginep di rumah gue aja, gimana?”

Osamu langsung menghubungi Bokuto, meminta izin untuk mengajak Shinsuke menginap di rumah Akaashi yang memang sering dijadikan tempat menginap.

“Katanya takut ngerepotin, tapi kalo ga merasa repot ya gapapa”

“Yes fix ya nginep”

“Shin mau ga nginep di rumah Mas Kaaci?”

Kedua mata Shinsuke kembali berbinar, ia mengangguk. “Shin tidur denggan Mas Kaaci, Mas Camu denggan Mas Kengma??” Tanyanya.

Akaashi mengangguk. “YEY!! SHIN MAU!”

Sorakan girang itu mengundang tawa ketiganya, mereka benar-benar akan menghabiskan 24 jam bersama Shinsuke.

“Yaudah yukk kita pulang”