narrative writings of thesunmetmoon

121.

#minwonabo

“Nggak diangkat.”

“Kenapa, Hun?” Hansol mengangkat sebelah alis.

Ini sudah larut malam, hampir jam 2 pagi. Mereka baru selesai kencan rutin malam minggu, menonton film random di bioskop yang tayang di jam midnight. Sesampai di rumah, mereka membersihkan badan, lalu siap bergelung di balik selimut tebal yang hangat, ketika Seungkwan mulai menghubungi seseorang sambil misuh-misuh. Hansol menguap lebar sembari menunggu jawaban dari suaminya.

“Wonu,” Seungkwan mendecak. Ia menutup telepon dengan kasar.

“Uh, mungkin tidur?” suaminya menggaruk belakang kepala. “Ini udah jam segini.”

Alih-alih menjawab, Seungkwan menghela napas. “Fine...,” geramnya. “Gue telpon besok aja lah. Atau sekalian gue datengin dia.”

“Ada apaan sih?” reaksi Seungkwan menggelitik minatnya.

TLDR,” Hansol memerhatikan suaminya itu menarik selimut hingga menutupi kepala. “Kalo pack kita ini rusak gegara satu Omega yang gue masukin ke tengah-tengah kita, gue akan berbuat apapun buat lurusin semua ini.”

“Hmm,” ia tak begitu paham dengan penjelasan itu, namun terlalu letih untuk bertanya lebih lanjut. Lengannya memeluk tubuh Seungkwan saat ia berbisik. “I'll help you then.”

Tersentuh, Seungkwan tersenyum, mengecup sekilas bibir suaminya sebelum dengan cepat terlelap ke alam mimpi.