153.
Wonwoo tidak terbangun sampai keesokan paginya. Dan ia tidak lagi berada di sofa maupun di pangkuan Seungcheol, melainkan di tempat tidur sendirian.
โ....?โ tidak ingat bagaimana ia bisa berpindah dari sofa ke tempat tidur. Namun, ketika Wonwoo mengusap wajahnya, di lengan bajunya ada wangi tak biasa. Bukan wanginya.
Dihidunya, dari lengan atas hingga kerah.
...Oh.
Wangi parfum Seungcheol.
Kepala menunduk. Pipi kembali merah padam. Parfum Seungcheol sampai menempel ke bajunya, artinya semalam bukanlah mimpi. Seungcheol betulan ada di sini dan lelaki itu mengelusi kepalanya hingga ia tertidur.
Wonwoo menghela napas panjang. Rasanya aneh. Ini baru pertemuan tatap muka mereka yang kedua, tetapi entah bagaimana, ia tidak merasa canggung maupun sungkan.
Pertemuan pertama mereka penuh dengan Seungcheol yang pingsan dan Wonwoo yang jijik padanya akibat fic mesum itu. Namun, semua sudah selesai ketika Seungcheol meminta maaf dengan tulus.
Setelahnya, semua terasa mudah. Percakapan mereka via whatsapp yang biasanya dimulai dengan Wonwoo ngerant soal keributan kamar sebelah dan berakhir dengan ngobrol ngalor-ngidul akan cerita masing-masing.
Seungcheol adalah pendengar yang baik. Ia tidak pernah memotong dan memutar cerita Wonwoo menjadi ceritanya. Sebaliknya, ia membiarkan Wonwoo menuturkan segala keluh kesah, segala stress dan bebannya sebagai idol. Seungcheol selalu mengajaknya bercanda, berusaha membuat segala tekanan yang dirasakan Wonwoo menjadi lebih ringan.
Jadi, coba dia tanyakan kepadamu, apakah aneh kalau dia, seiring berjalannya waktu, pun jatuh hati pada lelaki biasa berwajah tampan itu? Apa Wonwoo salah kalau dia mulai menunjukkan ketertarikannya, mulai terang-terangan minta dimanjai? Minta disayangi?
Apakah salah?
Ia pikir akan mudah dan singkat, perjalanan pdkt-nya, karena ia yakin Seungcheol juga menyukainya. Tetapi, anehnya, Seungcheol tidak mencoba mendorong dirinya untuk diterima Wonwoo.
Tidak berusaha menjadikan mereka sebagai pasangan. Bahkan ketika Wonwoo secara frontal memintanya melakukan sesuatu, seperti tadi malam, Seungcheol menahan diri dengan hebatnya seakan ia malaikat yang tengah menyamar.
Lagi, hela napas panjang.
Apa.....gue kurang menarik ya di mata Cheol?
Harus ia akui, jika dibandingkan dengan Joshua, Jeon Wonwoo mungkin hampir tak memiliki sex appeal. Di atas panggung, WONWOO bisa memunculkan bagian dirinya yang seksi dan bandel. Namun, begitu turun panggung, ia kembali menjadi Jeon Wonwoo, yang rambutnya lurus rata dengan poni turun, memakai kacamata bulat dan kaos kedodoran, yang amat pantas dipanggil 'meong' oleh Seungcheol.
Suara toilet disentor, lalu seseorang mulai menggosok gigi. Saat itulah dirinya baru sadar kalau Seungcheol mungkin sudah bangun dan sedang berada di kamar mandi.
Hmm....
.
.
.
Dengan mata masih setengah terpejam (sialan si om-om itu, gimana lah Seungcheol bisa tidur dengan tenang, kalau di pangkuannya ada Jeon fucking Wonwoo?? Dia harus terjaga sampai larut agar bisa menggendong Wonwoo ke tempat tidurnya! Untung aja yang bersangkutan nggak kebangun!), odol belepotan di sekujur bibirnya ketika Seungcheol menggosok giginya di depan cermin besar.
Ia masih ingin tidur, tetapi Jihoon kemarin bilang pemotretan dimulai jam 10 dari sini dan ini sudah mau jam 8. Belum lagi turun sarapan.
Seungcheol masih memakai bajunya semalam, belum sempat mandi. Ia tidak menyangka pintu akan mendadak terbuka, membuatnya agak melonjak (dan hampir menelan odol). Di pantulan cermin, ia melihat wajah Wonwoo.
โNnavah, Von?โ
โCheol...,โ Wonwoo bergeser sedikit ke samping agar Seungcheol bisa melihat keseluruhan tubuhnya. โ...lo pernah bilang gue lucu..โ
Agar Seungcheol bisa melihat kalau Wonwoo memakai kemeja miliknya yang kebesaran dan hanya kemejanya, menggantung di bagian atas paha Wonwoo, dengan dua kancing dibuka sehingga tulang selangkanya jelas terpampang. Tidak ada apa-apa lagi membalut kaki jenjang lelaki itu.
โ....udah lucu, belom?โ tanyanya, malu-malu.
Dan kalau Seungcheol mendadak tersedak odol, lalu dia batuk-batuk, mengeluarkan odol bercampur liur dengan susah payah ke wastafel, membuat Wonwoo ikut panik, maka kita semua tahu siapa yang patut disalahkan.