181.
Menghela napas, Jihoon akhirnya mengunci hapenya dan memasukkannya kembali ke saku. “Dah beres,” ia kembali ke makan siangnya: seblak jeletot ala kantin kampus. Enak.
“Cewe lo marah?” Jun menghabiskan mie terakhirnya.
“Ngambek, biasa. Nothing I can't handle tho.”
“Hoo...”
“Jun...punya pacar?”
Baik Jihoon maupun Jun menoleh ke pemilik suara barusan. Mendadak dipandangi begitu, Kwon Soonyoung buru-buru menunduk, meminta maaf.
“Ah, s-sori. Gue cuma—”
“Gue jomblo by choice sih,” dengan ringan dan dagu ditumpangkan ke kepalan tangan, Jun menjawab. “Alias belom nemu yang pengen gue ujanin ribuan panah asmara. Masih nyari nih, Arjuna gue.”
(Ya Allah, gue geli sendiri nulis ini)
“Oh,” kerjapan mata. “Berarti Jun...suka...emm...”
“Gue nggak tau sih, tbh. Mungkin juga gue suka cewek romantically. Tapi so far, yang pernah bikin jantung gue agak geser cuma cowok,” Jun kemudian meringis. “Kemaren gue ketemu cowok lusyu.”
“Cowoknya Bang Cheol?” ujar Jihoon.
“Bukaaan, beda lagiii,” Jun pun mendumal. “Sialan tuh Bang Cheol. Gue yang nemu, dia yang embat. Tau aja mana cowo lusyu.”
“Eh, goblok,” Jihoon sontak menendang kaki Jun, mengisyaratkan akan keberadaan Soonyoung.
“Oh. Sori...”
Kwon Soonyoung lalu menggeleng. Jun pun melanjutkan ceritanya.
“Ini beda lagi. Lusyu gitu. Kemaren gue ke Gramed nyari buku buat tugas, nemu dia nggak nyampe mau ambil buku di rak atas banget.”
“Idih gue tau nih ke mana arah plot novel cheesy-nya,” Jihoon memasang tampang jijik. “Pasti lo ngambilin buku yang dia mau itu terus dia tersepona terus lo bedua malu-malu anjing kenalan, tuker-tukeran nope.”
“Kagak,” jawab Jun. “Kagak nyampe gue juga, anjing, tinggi banget.”
Jihoon ngekek. Soonyoung mendengus geli.
“Gue juga nggak kenalan. Nggak tukeran nope juga, soalnya dia minta mas-masnya ambilin jadinya.”
“Goblok wkwkwkwk!!”
“Tapi gue diem-diem berhasil foto dong,” ringisan Jun melebar. Dia dengan cepat membuka folder foto dan memilih foto kedua terakhir. “Liat.”