narrative writings of thesunmetmoon

191.

#gyuhaooffice

โ€œLo ngomong kayak gitu lagi ke dia, gue kebiri lo! Pegang omongan gue ini ya!โ€

Joshua terbangun dari tidurnya akibat suara gaduh. Ia memutar badan perlahan. Sambil mengucek mata, ia memerhatikan Jeonghan mengumpat penuh amarah pada siapapun yang berada di sisi telepon seberang sana.

โ€œLo jangan deket-deket Joshua lagi sampe lo pantes buat dimaafin!โ€

Piip!

Sambungan terputus.

โ€...Mas Jeonghan?โ€ Joshua, sudah agak lebih sadar kini, menekan tombol untuk menaikkan punggung ranjang rumah sakitnya. Ia kira itu adalah handphone Jeonghan, tapi, ketika lelaki itu mengulurkan benda itu padanya, barulah ia sadar itu adalah handphonenya.

โ€œJun,โ€ dengusnya gusar. โ€œJangan angkat telpon dia sampe dia dateng ke elo dan cium kaki sambil minta maaf ke elo!โ€

Joshua terpaku memandangi handphone di kedua telapak tangannya.

โ€œTapi...kalo aku mau ngobrol, harus hubungin siapa...?โ€

Daftar kontaknya hanya tersisa dua nama, setelah ia menghapus orangtuanya, Seungcheol dan Mingyu dari sana.

Jeonghan pun duduk di bangku di sisi ranjang rumah sakit. Dia kemudian mengambil handphonenya sendiri lalu mengetuk layarnya beberapa kali. Sebuah notifikasi aplikasi Whatsapp mendadak muncul di layar Joshua.