2.
“JE. ON. WON. WOO.”
BRAK!
Spontan, anak berkacamata itu menoleh ke arah pintunya yang mendadak menjeblak terbuka. Sudah bisa ditebak siapa pelakunya dari kaki yang menjulur santai seolah tidak baru saja menerabas tanpa ijin ke kamar Wonwoo, melanggar privasi yang ia ciptakan sejak ia mendapat kamar sendiri, terpisah dari Seungcheol.
“Oh.”
“Oh??“
Wonwoo melengos, lalu balik menekuni buku pr di atas meja belajarnya. Hong Jisoo mengerjapkan mata beberapa kali sebelum ia mendekati sosok yang tenggelam dalam hoodie berwarna ungu dari belakang.
“Apa tuh 'oh'?? Ini gue, lho. Gue.”
Tidak ada respon. Joshua menaruh dagunya di atas ubun-ubun si anak.
“Aah~ apa ini ya yang Cheol bilang lo udah nggak lucu lagi~” keluhnya. Diusreknya pipi ke bagian belakang kepala Wonwoo. “Dulu kalo gue maen ke sini, lo pasti lari turun tangga dot-dot-dot gitu, terus 'Kak Shua, Kak Shua~' gitu. Gue masih inget mata lo binar-binar tiap ngeliat gue. Aahhhh kemanaaa perginyaaa Wonukuu kecilku gemaskuuu~“
“Issh!“
DUGH!
“ADOH!”
Keganggu, anak berkacamata itu mendongakkan kepala, sengaja menghajar dagu Joshua dengan kepalanya yang sekeras batu.
“Berisik banget sih! Jangan ganggu, gue lagi bikin PR!”
“Gasp!” memasang tampang terluka sambil mengelus dagunya, Joshua menutup mulutnya dengan tangan. “Udah masuk fase ngebantah orangtua??”
“Lo bukan orangtua gue.”
“Cheoollllll~ Liat nih, anak kita~“
Sambil ketawa, abang Wonwoo masuk ke kamar. “Paan sih lo,” kekehnya, menoyor sisi kepala Joshua.
“Dia lo apain sih, Njir, jadi kagak lucu gini.”
“Auk dah. Lagi masa rebel kali. Biasa, anak baru masuk esempe,” goda si abang. Wonwoo cuma mendecak, sudah mulai risih dengan invasi dadakan dua orang itu. “Lo juga pas masih SMP macam gini, Shua.”
“Eh sori ya. Gue nggak segalak ini,” 😤
“Oh baik, tukang langganan BP gegara kabur kelas mulu, pas ditemuin udah berantem ma anak SMP lain~” 😬
“Hehe, makasih lho.” ☺️
“Emm, itu kayaknya bukan pujian deh.”
“Udah?” hampir saja Wonwoo mematahkan isi pensil mekaniknya. “Kalo mo ngobrol, bisa keluar dari sini nggak ya?”
“Nggak bisa,” berkata begitu, Joshua malah melempar badannya ke kasur Wonwoo, sengaja membuat anak yang lebih muda 4 tahun darinya itu makin merengut kesal. Joshua nyengir lebar. “Lo semua harus denger ya.”
“Here we go again...,” Seungcheol memutar bola mata. Dia sendiri mengambil tempat di ujung tempat tidur adiknya.
“Kemaren malam Nari ngasih gue kado.” 🥰