narrative writings of thesunmetmoon

215.

#gyuhaooffice

Mereka duduk di deretan A paling pojok. Film baru saja dimulai, tetapi tangan yang ia genggam terasa tegang. Dengan bingung, Jeonghan menoleh, menyelidiki paras Joshua.

“Kenapa?” tanyanya.

Joshua menelan ludah.

“Enggak...,” senyuman yang ia tarik lemah dan malu-malu. “Kepikiran aja, soalnya Mas bilang mau...emm...”

Menangkap maksud anak itu, Jeonghan pun meringis jahil. Didekatkannya wajah mereka hingga ujung hidung hampir bersentuhan.

“Emang mau ngapain~?” dendangnya menyebalkan.

Pipi Joshua makin memerah.

“Gemes,” diciumnya lagi bibir yang agak membuka itu. “Becanda kok. Gue cuma becanda di GC. Nggak usah dipikirin.”

Tangan yang bergenggaman membuka, hanya untuk jari-jemari saling menyelot kemudian, semakin erat. Semakin hangat.

“Gue cuma mau nonton sambil pegangan tangan gini. Is that okay?”

Butuh waktu bagi Joshua untuk menyetujui permintaan Jeonghan. Ia mengangguk. Malam pun melarut dengan tangan mereka berdua bergenggaman seperti itu, di sudut bioskop.

Seolah mereka sepasang kekasih betulan.