narrative writings of thesunmetmoon

216.

#minwonabo

Setelah memastikan Seungkwan terselimuti dengan nyaman di kamar tamu lantai bawah, Wonwoo menutup pintu sambil tersenyum tepat setelah teman Beta-nya itu menggumamkan nama suaminya dalam tidur. Meski mereka bertengkar karena hal sepele, Wonwoo yakin mereka berdua tetap saling mencintai.

Rasa aman seperti itu...Wonwoo ingin memilikinya juga...

Tidak. Wonwoo menggelengkan kepala. Ia tidak boleh rakus. Mingyu mungkin masih dihantui ingatan akan Joshua, atau sekadar belum siap. Menghela napas, disentuhnya scent gland di leher. Bagian krusial yang masih bersih dari tanda Alpha manapun.

Kamu nggak boleh serakah, Nu...

Ketika ia memasuki kamar tidur, Mingyu sedang duduk di tepi ranjang dan membelakanginya, entah pundung, entah ngambek. Wonwoo ingin mendengus geli dibuatnya, namun ia tahan karena tak ingin menyakiti ego sang Alpha.

“Mingyu...,” panggilnya, mencoba-coba, namun nihil jawaban. Wonwoo pun menghela napas, sekali lagi. Kemudian, ia naik ke tempat tidur agar bisa mendekati dan mengalungkan lengan ke leher Alpha-nya.

“Mingyu marah?” bisikan pada telinga.

”...Nggak.”

“Bohong.”

“Aku nggak marah,” Mingyu membuang muka. “Aku cuma, yah, ada Boo di sini, padahal aku kangen kamu...” Beberapa hari sejak peristiwa dengan Seokmin, Mingyu memang sengaja menjaga jarak, berhati-hati, memastikan Wonwoo tidak meninggalkannya setelah melihat dirinya berada di titik terendah dalam hidupnya. “Nggak marah, cuma...saatnya nggak tepat?”

Wonwoo tersenyum. “Mingyu....,” dikecupnya bagian bawah telinga sang Alpha. Napas Wonwoo panas di permukaan kulit kecoklatan itu, membuatnya bergidik. Ciuman yang tidak berhenti, malah turun ke bawah telinga, ke sisi leher, terus turun, terus...hingga ke scent gland Mingyu. Dihidunya dalam-dalam untuk mengobati kerinduan akan aroma Alpha-nya, lalu geliginya menggesek kulit di sana.

Mingyu menarik napas mendadak. “Won,” ujarnya cepat. Itu adalah sebuah peringatan. Tubuhnya langsung menegang.

Wonwoo tersenyum lemah, sebelum meninggalkan bagian itu dan kembali berbisik ke telinga Mingyu, “Saya juga kangen Mingyu...”

Otomatis, sang Alpha meneguk ludah. Matanya membelalak.

“Tapi ada Boo—”

Sebuah seringai jahil lah yang menjadi jawabannya.