narrative writings of thesunmetmoon

263.

#minwonabo

BRAKK!!

Mingyu melompat kaget. Buku yang sedang dibacanya hampir terlempar ketika pintu kamar menjeblak terbuka, punggungnya menjauh segera dari bantal yang ia posisikan berdiri pada kepala ranjangnya. Perjalanan Santiago ke piramida Mesir tergantikan oleh sosok Omega yang berderap galak ke arahnya

Won??

Kaki ranjangnya berdecit karena beban yang ditangggung mendadak bertambah banyak. Dengan kasar, sang Omega menarik kerah kaus belel yang dipakai Mingyu untuk tidur.

“Saya nggak akan minta maaf,” tegasnya. “Kamu dengerin saya, Mingyu. Saya nggak suka dipaksa ngelakuin sesuatu pas saya lagi seneng ngelakuin hal yang lain. Saya nggak suka Mingyu pake nada merintah Alpha itu. Saya memang Omega, tapi bukan berarti Mingyu bebas merintah saya seenak udel kayak gitu!”

Sang Alpha menelan ludah.

“Saya benci nada itu. Saya benci. Saya nggak mau denger Mingyu pake nada itu lagi ke saya.”

Mata hitam Omega-nya berkilat marah. Baru kali ini ia menyaksikan Wonwoo seperti ini. Menantang Alpha-nya secara langsung, terang-terangan, menyatakan apa yang ia kehendaki darinya.

“I-itu—” Mingyu terlalu terpaku untuk berkelit.

Paham kamu, Alpha?” makinya.

Kalah.

”..........iya.”

Kemudian, hening.

Wonwoo melempar kerah kaus yang digamitnya, separuh mendorong Mingyu hingga punggungnya kembali rebahan di bantal. Lalu, Omega itu duduk di kaki ranjang berseberangan dengan Mingyu. Ia melipat kaki, juga melipat lengan di dada.

Mingyu berdeham salah tingkah.

“Ma—'

“Mingyu juga nggak perlu minta maaf,” potong Wonwoo. Kali ini, ia menunduk, memandangi kakinya yang menyila. “Soalnya Mingyu juga...nggak salah...”

Ingatan sang Omega melayang ketika ia dan Mingyu berjalan bersama ke tempat parkir setelah berpamitan dengan Jeonghan dan Seungcheol.