264.
Berjalan bersisian dengan Alpha-nya belum pernah serisih ini. Ada jeda di antara mereka, berbeda dari biasanya, dimana mereka bahkan tidak sudi lepas dari satu sama lain terlalu lama. Sekarang? Tiap langkah rasanya berat.
Rumah sakit itu ramai akan pengunjung, baik yang sakit maupun yang membesuk. Seperti pasar. Mendadak saja, Wonwoo bergidik. Sesosok Alpha yang duduk tepat di arah yang mereka tuju memandanginya bagai daging segar nan empuk. Alpha yang sedang sakit memang kerap lebih feral, karena akal sehat manusianya terkikis oleh hasrat mentah sisi Alpha-nya. Unmated Omega adalah salah satu hasrat tersebut.
Mingyu, tanpa tedeng aling-aling, meraih pundak Wonwoo dan memeluknya, tanpa kata mengajak Wonwoo pergi dari sana. Di saat yang bersamaan, Mingyu mendorong bau Alpha-nya lebih kuat lagi hingga membungkus Wonwoo, berusaha menghilangkan wangi manis sang Omega dengan baunya sendiri. Alpha yang sakit itu sempat menggeram rendah, tetapi kemudian kebingungan saat wangi unmated Omega seketika hilang dari indra penciumannya. Ia menggelengkan kepala, mengucek mata, persis seperti orang baru bangun dari tidur.
Setelah mereka lewat dari bahaya, Mingyu melepas pelukannya di sekeliling pundak Wonwoo. Ia kembali memasukkan tangan ke dalam saku. Kembali berjalan bersisian dengan jarak di antara mereka.
Ketika mereka membelok di sudut, seorang wanita menabrak Mingyu. Sang Alpha menangkap wanita itu secara refleks, telapak pada punggung. Wonwoo mengernyit sedikit menyaksikan itu. Omega. Wanita itu meminta maaf berkali-kali dan Mingyu langsung melepasnya, berkali-kali pula menjawab 'nggak apa-apa'.
Bentakan Alpha lalu terdengar dari belakang Mingyu dan Wonwoo. Rupanya seorang Alpha wanita telah berjalan duluan, memaki wanita Omega tersebut atas keteledorannya dan menyuruhnya segera pergi. Kerutan di dahi Wonwoo kian mendalam. Mingyu juga tidak tersenyum. Wanita Omega itu menunduk malu, hendak permisi, ketika Mingyu menepuk pelan pundaknya dua kali dan tersenyum sangat lembut.
Wanita Omega itu memandangi Mingyu, antara heran dan malu dan ingin menangis. Namun, ia menahannya, hanya menggigit bibir bawah, membungkuk dalam-dalam, lalu menyusul Alpha-nya. Mereka memandangi punggung pasangan itu untuk beberapa saat.
Ketika berbalik, mata Wonwoo tertangkap Mingyu.
Mingyu tersenyum. Wonwoo tidak.
Mereka berjalan lagi perlahan, bersisian.