31.
”?”
Ada sesuatu di atas mejanya pas dia balik dari meeting sama anak-anak akunting. Sesuatu. Dibungkus paper wrap warna putih polos. Minghao ngeliat ke kanan, ke kiri. Orang-orang lagi sibuk kerja atau mainan hape. Kubikel sebelah dia kosong.
“Ni apa?”
Niat hati bertanya pada penghuni kubikel depan, tapi bang Minki lagi pake headset sambil goyang-goyangin kepala, Minghao sungkan ganggu yang bersangkutan, apalagi bang Minki jauh lebih senior.
Menghela napas, dia duduk. Tanpa pikir panjang, Minghao buka bungkusan itu.
Sandwich. Isinya ayam panggang dan sayuran. Mayonesnya banyak, hampir menetes ke mejanya. Diendusnya. Ada bau mostar Dijon.
Dahi Minghao berkerut. Siapa nih? batinnya. Mas Jeonghan kali ya? Mungkin sebagai tanda terima kasih, soalnya dia udah kasih nomor kontak temannya si anak baru. Tapi aneh...Mas Jeonghan kan tau gue nggak makan mayones sama mostar...
Akhirnya Minghao berdiri. “Bang Minki,” panggilnya sambil menggoyangkan tangan, membuat yang dipanggil melepas satu headphonenya. “Mau roti nggak, Bang?”