312.
“Gimana ya...?”
Wonwoo baru selesai sarapan dan sedang mempersiapkan pelajaran paginya sebelum guru privat datang saat ia mendengar percakapan kepala pelayan dengan tukang kebun.
“Kenapa?” ia menelengkan kepala, mendekati mereka.
“Ah, Tuan Muda! Emm, ini, semingguan ini, ada anak lelaki selalu mengintip ke dalam pagar. Tukang kebun sempet tangkap anak itu, tapi dia langsung lari. Tapi besoknya dia datang lagi,” jelas sang kepala pelayan.
“Takutnya Tuan Besar dan Nyonya lihat anak itu, terus...,” tukang kebun berhenti di situ, membiarkan kalimatnya mengambang. Semua orang di kediaman itu paham bagaimana bencinya majikan mereka bila ada orang asing mengintip-intip begitu. Tentu saja Wonwoo mengerti dirinyalah alasan kebencian itu.
Sebuah rahasia yang harus menjadi rahasia selamanya.
Wonwoo mengangguk. “Ya udah, nanti saya coba usir anaknya yah,” ucapnya.
“Tapi, Tuan—”
“Nggak apa, nanti saya bilang saya anak Bapak,” dia pun tersenyum pada tukang kebun yang bernapas lega.
--
Keesokan harinya, Wonwoo berjalan-jalan di taman. Dia membungkuk di salah satu pot bunga dekat pagar berpergola, hendak menggunting rumput hama yang tumbuh di antaranya, ketika sebuah seruan kencang terdengar.
“AAAHHHH, SI SETAN ITU!!”
Spontan, Wonwoo menoleh kaget.
“LIAT, JUNNIE, SETANNYA BAIK KAN?? KAMU NGGAK USAH TAKUT! ADA JUNHUI DI SINI!” dengusnya, sambil menggembungkan dada dengan bangga. Anak kucing hitam di pelukannya mengeong seolah paham.
Dahi Wonwoo berkerut lagi.
“Saya bukan setan!” kesal, ia mendekat, berderap dengan marah, lalu memegangi jeruji besi itu. “Kamu jangan seenaknya bilang saya setan!”
Chu.
Kecupan. Hidung kucing kecil itu disentuhkan ke bibir Wonwoo. Wonwoo baru saja diambil ciuman pertamanya oleh seekor kucing. Anak lelaki itu tersenyum lebar, hampir meringis. Ketika tersenyum, tampak jelas lesung pipitnya.
“Iya tau kok,” kekehnya geli. “Mana ada setan secantik kamu.”
Wonwoo laki-laki. Tak suka dibilang cantik. Tapi, memegangi bibirnya dengan wajah memerah, ia tak keberatan dipanggil seperti itu oleh si anak lelaki.