70.
Dalam gelap ruang kamar itu, ia memandangi gerak monoton dada yang naik-turun secara teratur. Tangannya menelusuri perlahan, mulai dari dada, naik ke bahu, ke leher, dagu, lalu...bibir yang membuka sedikit...
Atas dasar kekeraskepalaan belaka, mereka berakhir tidur bersama di satu kasur. Kasur Wonwoo, tepatnya, karena berada di ruangan dengan bau familier jelas adalah opsi yang jauh lebih baik daripada di guest room yang asing. Setelah chatnya dengan Seungkwan, Mingyu menyelipkan handphonenya ke saku dan membangunkan Wonwoo. Yang dibangunkan mengerang protes, menolak untuk kehilangan tempat ternyaman di dunia, malah sandarannya seketika berubah menjadi pelukan. Bagai anak koala, Wonwoo menggelendot erat, tidak berniat melepas Mingyu bahkan dalam tidurnya yang nyenyak sekalipun.
Mingyu tidak tahu dirinya harus marah atau tertawa, maka ia hanya menghela napas sambil tersenyum maklum, kemudian mengangkat Wonwoo ke dalam gendongan. Padahal Wonwoo, walau Omega, tergolong jangkung dan berbahu lebar. Jelas bukan hal yang mudah untuk menggendongnya ke lantai dua. Namun, Mingyu sama sekali tidak nampak kesulitan melakukannya. Dengan tegap, digendongnya Wonwoo di bahu, seperti membawa seorang bayi yang mengantuk.
Begitu sampai di kamar Wonwoo, dia hendak menurunkan Omega itu, tetapi gagal. Pasalnya, Wonwoo sama sekali tidak bisa dijauhkan dari tubuhnya. Ia bertahan, bertengger di sana. Menolak sekuat tenaga untuk dijauhkan dari Mingyu. Hampir saja sang Alpha kesal, andaikata ia tidak ingat chat di grup kala itu, dimana Jeonghan menjelaskan bagaimana keberadaan Alpha membuat Omega merasa aman dan nyaman.
Jadi begini toh maksudnya.
Mingyu mendesah. Sebetulnya ia ingin membereskan lantai bawah, mencuci piring dan gelas, lalu menyiapkan bahan-bahan untuk memasak sarapan esok pagi sebelum dia pergi ke kantor. Tapi, ah, apalah daya.
Mingyu, bagaimanapun juga, hanya Alpha biasa.
โMingyu...โ
Telunjuknya mengelus bibir bagian bawah sang Alpha, membukakan sedikit celah. Sungguh nyaman. Tidur dalam pelukan Alpha...sudah lama sekali... Wonwoo sempat lupa bagaimana tenangnya tidur dalam pelukan hangat seorang Alpha. Ia hanya pernah bersama satu Alpha seumur hidupnya, tapi ia takkan lupa perasaan kala itu. Perasaan dimiliki. Dijaga. Dilindungi...
Perasaan yang ia inginkan kembali hingga ia rela menjual rumahnya, menjual dirinya seperti ini. Soonyoung benar. Lagi-lagi benar. Ia memang menjual dirinya dengan dalih rumah ini. Ia memang merasa dua Beta tidaklah cukup. Tidak cukup untuk memberinya rasa aman sebagaimana keberadaan seorang Alpha. Tidak cukup tahu bagaimana harus memperlakukannya di tempat tidur. Ada sesuatu yang kurang, lacking, yang tidak bisa diberikan oleh dua Beta di tempat tidurnya dalam satu waktu.
Hanya Alpha yang tahu. Hanya seorang Alpha yang akan tahu bagaimana seorang Omega menginginkannya. Hanya Kim Mingyu.
โAlpha...โ
Dia menghembuskan kata itu ke bibir sang empunya yang tengah terlelap.