81.
.
.
.
.
.
.
.
“Oh. Bangun tuh.”
Ngh? Jam berapa nih? Ah shit, dia mesti buka toko hari ini. Jangan sampe telat kayak kemaren lagi...
“Cheol...”
Hng...
”...oh...Joshua...”
Masih mimpi rupanya, dia....
“Cheollie, hei..,” puk, puk pipinya. “Sadar dong...”
“Hmm.......”
Hype banget sih emang konser kemaren, sampe kebawa mimpi gini personilnya—
...
—wait.
Mata membelalak terbuka. Di atasnya, 4 wajah menatapnya tepat dari arah jam 12 siang. 4 wajah dengan ekspresinya masing-masing.
“Oh, fuck, I thought you're dead, Cheol...,” satu wajah cemas menghembuskan napas lega.
“Lo oke? Ada yang sakit?” satu wajah menelitinya seksama, mencari kemungkinan luka.
“Gara-gara lo sih, Josh!” satu wajah ketus, kesal pada wajah yang lain.
“Biarin aja dia mati sekalian,” wajah terakhir mendecak, tatapannya dingin.
“Wonwon! Nggak boleh gitu ah!” Joshua balas membentak.
Sampai sini, mata Seungcheol kembali berkunang-kunang. Hah.....?
Hah, hah, hah...???
“Cheollie?”
Hong Jisoo. Xu Minghao. Lee Jihoon. Dan...
“Tsk!“
...Jeon Wonwoo.
In flesh.
In fucking flesh. Bernapas. Nyata. Saling mengobrol. Persis di atas mukanya, di depan batang hidungnya. Jaraknya tergolong dekat. Dekat.
Dekat.... +︿@;;;
“Cheollie!”
Pingsan lagi.