narrative writings of thesunmetmoon

Bonus

#wonshuashort

Wonwoo terbangun oleh sentuhan halus di mukanya. Angin sepoi-sepoi membelai rambutnya dari jendela yang dibuka. Harum bunga di bawah siraman sinar mentari pun tercium. Ada suara kuyu seekor kucing, lalu pergerakan di bagian kaki tempat tidur, sebelum kucing itu melungkar, menaruh beban tubuhnya di sisi kaki Wonwoo.

Sebuah tangan menangkup pipinya. Yang satu lagi merangkul kepalanya. Ia dihujani oleh kecupan demi kecupan yang lembut. Wonwoo menarik napas, lalu melepasnya dengan senang. Ketika ia menolehkan kepala, ia menemukan leher seseorang dengan aroma tubuh yang familier. Tangannya sendiri bergerak, mengusap dan menempatkan diri di pinggang lelaki itu. Kulit di bawah telapaknya agak lembab dan, jika Wonwoo menurunkan pandangan, dia akan menemukan bekas jari-jemarinya memerah di sana.

Lelaki itu memeluk kepalanya, sementara Wonwoo memeluk tubuhnya. Dia bergumam puas, menikmati semua ciuman kupu-kupu di sekujur wajah dan kepalanya. Meringis, saat ciuman itu menggelitik kelopak mata dan ujung hidungnya. Dan, saat bibir itu turun ke bibirnya, terdengar sebuah bisikan,

“Pagi, Sayang...”

Jeon Wonwoo pun membuka kelopak matanya. Tatapnya menangkap mata berbinar terang dan wajah manis yang tersenyum bahagia. Semua hal luruh seketika itu juga, menjadi kubangan hangat yang kemudian mengalir, merebak ke seluruh tubuhnya. Ia hanya mampu merasakan cinta yang tidak terbendung memenuhi hatinya dalam pelukan hangat itu.

Di nakas samping tempat tidur, tergeletak dua cincin identikal berdesain sederhana yang terbuat dari emas dan terukir nama masing-masing untuk cincin satu sama lain.

Paginya bersama kucing kesayangan mereka begitu indah. Jeon Wonwoo tahu bahwa mulai hari ini, paginya akan selalu indah seperti ini.

“Pagi juga, Suamiku...”