Part 1
(OP: Wonwoo-oppa, gile benerrr ๐ญ)
(Coups: ganteng banget)
Ganteng banget.
Salah. Harusnya dia jawab ganteng parah. Makin ke sini, Wonwoo makin ganteng. Akibat rajin nge-gym, badannya jadi berisi. Tinggi tegap nan semampai. Rahangnya mengeras. Otot di lengan dan perutnya menonjol.
Seungcheol menatap ke dua komputer dan dua kursi gaming di kamarnya.
Wonwoo yang sekarang jauh berbeda dari Wonwoo yang dulu. Jangan salah kaprah, Seungcheol senang kok Wonwoo semakin sehat dan bahagia. Namun, yang berbeda ya tetap saja berbeda. Seolah jejak Wonwoo yang dulu kurus bak kecambah tidak ada lagi. Seolah sosok yang Seungcheol kenal betul tertinggal bersamanya ketika Wonwoo pindah kamar.
Seungcheol menatap balik ke layar handphonenya, ke suatu komen di aplikasi yang memuja Wonwoo dan dia cuma bisa membalas di sana. Tidak bisa bilang langsung ke orangnya meski jarak mereka lebih dekat dari para fans itu, semata karena Wonwoo sibuk akhir-akhir ini.
Tawaran model di begitu banyak majalah. Proyek lagu duetnya bersama Mingyu. Belum lagi rencana comeback mereka, latihan koreografi, rekaman, banyak, banyak lainnya.
Seungcheol kangen, to say the least. Kangen melihat Wonwoo tertawa lebar sambil meng-klik mouse dengan ahli di tangan kanan, menembaki musuh yang mengincar Seungcheol di game. Kangen akan Wonwoo yang mengulum senyum, malu, karena Seungcheol mengusrek rambutnya sampai teracak, lalu dia menaikkan kacamata bulatnya. Hell, dia bahkan kangen akan guyonan jayusnya yang sama sekali tidak lucu, tapi Seungcheol tertawa anyway hanya karena Wonwoo begitu menggemaskan saat menertawakan leluconnya sendiri.
Ironis. Terakhir dia difoto bareng Wonwoo, lelaki itu tidak mengindahkannya maupun kedua tangan di pundaknya, seakan Seungcheol tidak ada di situ sama sekali.
Seungcheol menatap lagi dua komputer dan dua kursi gaming yang semakin dan semakin jarang mereka pakai, bahkan terakhir sepertinya beberapa bulan lalu, saat Wonwoo mengaku mau latihan sebelum muncul di acara gaming itu. Dua saksi bisu yang memudar seiring berjalannya waktu.
Lelaki itu tersenyum sedih.
โMungkin udah saatnya gue buang ya, menuh-menuhin kamar aja.โ