Part 126
Musim panas bulan pertama, hari ke-12.
Mungkin mereka berpikir bahwa mereka bisa melenyapkanku dengan mengirimku ke antah berantah seperti ini. Mungkin mereka benar, dan ketahuilah, betapa pengecutnya mereka jika berpikir begitu.
Sudah 12 kali matahari terbenam di ufuk Barat saat aku menulis jurnal ini. Kelelahan dan kelaparan menghantui rombongan kami. Mereka membuang dua puluh dari kami ke ketiadaan dengan embel-embel ekspedisi. Ekspedisi apa, di antara onak belukar dan kulit-kulit pohon mati? Ekspedisi apa, dengan mengikat separuh dari jatah makanan yang seharusnya pada kuda-kuda kami? Ekspedisi bunuh diri?
Persetanlah kau, Ayahanda.
Jika ingin putra pertamamu mati secara terhormat, kau bisa menyuruh salah satu Omega rendahan itu untuk menikam jantungku saja ketika aku tengah menikmatinya di tempat tidur.
Besok, kami akan melintasi danau. Kuharap di situ kami menemukan apa yang kami cari: suku pedalaman untuk dibersihkan karena telah mengganggu keamanan kerajaan. Datang, bunuh, selesai.
Aku tidak sabar melihat raut muka Ayahanda saat aku kembali dengan membawa tengkorak mereka.