Part 130
Musim panas bulan ketiga, hari ke 17.
Mereka semua tewas.
Aku kembali dari berburu dan tanah belum pernah semerah itu di bawah tapak sepatuku. Aku melihat beberapa mayat dari rombonganku dahulu, tergeletak dengan label pengkhianat tak kasat mata tersemat pada mereka selamanya. Prajurit yang dikirim Ayahanda untuk menuntaskan ekspedisi dan menjemput kami melapor padaku, seolah mereka tidak baru saja membantai satu suku dan mantan prajurit mereka sendiri.
Aku tidak bisa berpikir. Kenapa...? Bagaimana ini semua bisa terjadi?
Omega itu.
Omega itu tidak ada di manapun. Anakku tidak ada di manapun. Aku mencari dan mencari mereka di antara timbunan jenasah. Mereka tidak ada. Mereka bilang beberapa hancur sampai ke muka dan mungkin salah satunya adalah mereka, namun aku mengenal baunya.
Omegaku.
Aku kehilangan putraku. Aku kehilangan Omegaku.
Kekasihku.